Terpidana kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Samadikun Hartono (tengah) dikawal Kepala BIN Sutiyoso (kedua kiri) serta pengawal lainnya usai turun dari pesawat di Bandara Halim PK, Jakarta, Kamis (21/4/2016) malam. Samadikun Hartono akhirnya ditangkap di Shanghai, China setelah buron selama 13 tahun terkait penyalahgunaan dana BLBI sebesar Rp 169,4 Miliar di tahun 2003.

Jakarta, Aktual.com — Penangkapan Samadikun Hartono, buron kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), menjadi titik balik penegakan hukum di Indonesia. Namun banyak pihak juga yang merasa resah, seperti disampaikan mantan Menteri Keuangan Orde Baru Fuad Bawazier.

Kata Fuad, penjemputan Samadikun Hartono sepatutnya ‘cukup’ disambut dua petugas penjara dan dua petugas biasa dari kejaksaan dengan tangan diborgol ketika mendarat. Itulah yang dilakukan aparat penegak hukum di negara lain terhadap buronan. Namun di Indonesia amat memalukan, Samadikun justru disambut petinggi penegak hukum kita bak pahlawan.

Ketua Umum Liga Mahasiwa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Jami Kuna, kepada Aktual.com, Senin (25/4), menilai, apa yang telah dipertontonkan petinggi penegak hukum di Indonesia membuktikan adanya perilaku diskriminasi atau tebang pilih dalam penegakan hukum, khususnya bagi terpidana tindak korupsi.

“Bingung juga kita dengan perilaku para pejabat negara, terutama penegak hukum. Bayangkan saja, yang curi makan di minimarket saja di jemput dan dibawa paksa dengan tangan terborgol. Sementara yang nyolong miliaran rupih uang negara, malah dijemput layaknya pahlawan negara yang berjuang untuk kedaulatan bangsa, aneh kan?” kata Jami.

Ia menyinggung buronan Samadikun Hartono yang tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Kamis beberapa hari lalu terlihat sangat aneh. Samadikun hanya mengenakan kaus polo garis warna abu dan krem, tidak seperti biasanya para buronan diperlakukan.

“Tidak hanya itu, Samadikun juga mendapat penghormatan karena dijemput oleh Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso dan Jaksa Agung Prasetyo. Miris dan aneh negara ini,” demikian Jami.

Artikel ini ditulis oleh: