Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menghadiri acara pembukaan sesi "Pathways to Prosperity" dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10). Agenda tersebut membahas tentang perkembangan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi. ANTARA FOTO/ ICom/AM IMF-WBG/Nicklas Hanoatubun/wsj/2018

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada G20 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan pada 2019 dan 2020. OECD memperkirakan ekonomi dunia tahun depan dan 2020 hanya akan tumbuh masing-masing sebesar 3,5%.

“Kita tentu mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang landai atau melemah. Indikatornya seperti perdagangan tidak ada peningkatan yang besar, namun tetap tumbuh 4 sampai 4,5 persen. Selain itu, policy global AS dan China juga belum bisa diproyeksikan secara tepat,” ujar Sri Mulyani, Kamis (6/12).

Dalam forum tersebut, semua publik leader menggaris bawahi bahwa dunia perlu melakukan reformasi ekonomi meskipun tidak menjamin krisis tidak akan terjadi lagi. Salah satu antisipasi yang dilakukan yaitu melalui penguatan kondisi domestik, agar tidak rentan terhadap tekanan eksternal.

“Indonesia perlu memahami apa yang terjadi dengan kondisi global dan perlu menyiapkan mitigasi karena kita merupakan negara dengan ‘open economy’,” ujarnya.

Untuk itu, ia mengharapkan Indonesia di masa mendatang bisa melakukan upaya transformasi dalam bidang ekonomi untuk menghadapi perubahan global yang selalu disertai ketidakpastian. Dirinya juga mengingatkan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memicu produktivitas seiring dengan kemajuan teknologi digital agar Indonesia bisa menjadi negara maju. Untuk mencapai hal tersebut, maka peningkatan investasi pada pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia harus terus menjadi prioritas.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka