“Maka dilakukan ‘intention’ dengan negosiasi dengan listrik dimatikan, makanan tidak diberikan, setelah malam ada keluhan dari mereka dan akhirnya yang satu (anggota Brimob) dilepas, mereka akhirnya menyerah,” tambah Moeldoko.

Tapi tidak semua narapidana terorisme menyerah karena masih ada 10 orang yang melakukan perlawanan.

“Masih ada 10 yang tertinggal, yang kita ikuti di CCTV, di situ dikeluarkan perintah melakukan serbuan. Kemarin ada ledakan-lekadan itu serbuan, lalu yang 10 menyerah, kenapa tidak dihabisi? karena ada Convention Geneva kalau lawan sudah menyerah tidak boleh dibunuh, tidak boleh dihabisi, langkah-langkahnya seperti itu semua selesai dan tidak ada korban lagi saat itu,” ungkap Moeldoko.

Dia pun meminta agar masyarakat tidak bingung dan mempertanyakan strategi yang diambil oleh pihak Mako Brimob.

“Saya perlu jelaskan agar jangan sampai ada kebingungan kok begini? Kenapa perlu waktu dan tertutup dari awal? Karena ini persoalan ‘tactical’ yang tidak boleh diobral dan disampaikan agar perencanaan tidak keluar. Saya harap cerita ini dapat dipahami masyarakat agar tidak terjadi perdebatan yang tidak perlu,” tegas Moeldoko.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara