Jakarta, Aktual.com – Induk Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren) menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) pada Kamis (7/10). Kegiatan tersebut dilakukan secara online maupun offline. Sebanyak 87 orang yang menghadiri forum tertinggi koperasi tersebut, turut hadir juga sebanyak 23 orang dari Puskopontren.
Dalam RAT itu juga turut memilih Mohamad Sukri untuk kembali memimpin Inkopontren untuk 5 tahun mendatang secara aklamasi.
Saat proses pemilihan, sidang yang dipimpin oleh Muhammad Azhari dan Hapi Jazuli terdapat satu usulan yakni mayoritas peserta meminta Mohamad Sukri kembali menahkodai Inkopontren.
“Mohon doanya, ini amanah ummat, semoga saya yang ‘fakir’ ini dapat menjalankannya dengan baik dan benar,” ucap Sukri usai terpilih sebagai Ketua Umum Inkopontren.
Untuk membantu Ketua Umum yang menjadi Ketua Formatur, RAT pun menugaskan PUSKOPONTREN Sumatera Selatan yang dipimpin KH Anwar Malik dan PUSKOPONTREN Jawa Barat untuk menjadi anggota formatur untuk menyusun Kabinet INKOPONTREN periode 2021 – 2026 secepatnya.
RAT tersebut turut dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Ketua Penasehat Inkopontren, Sandiaga Salahudin Uno, Wakil Menteri Pertanian RI, yang Juga Bendahara Umum PBNU, Harvick Hasnul Qolbi, Menteri Koperasi & UKM RI diwakili Deputi Perkoperasian dan Ketua Umum DEKOPIN hadir memberikan sambutan dan pengarahannya.
Sejak tahun 2016 hingga 2021, Inkopontren selalu selenggarakan RAT. Padahal sebelumnya hampir dibubarkan pemerintah karena tidak mampu melaksanakan RAT selama 7 tahun.
Hingga saat ini, pondasi bisnispun telah dilakukan oleh Inkopontren, diantaranya kontak dagang dengan beberapa perusahaan di luar negeri seperti Botswana Afrika Selatan dan India terkait rencana Impor Daging Halal, melakukan Perjanjian Kerjasama dengan Prlerum Bulog, TransMart Coorp dan beberapa Perusahaan besar lainnya. Terakhir pada tahun 2021, Inkopontren telah menjajaki kerjasama dengan Pertamina terkait Pendirian Petrashop, keagenan gas tabung beserta pangkalan pangkalannya yang tentunya melibatkan Puskopontren dan Kopontren.
Soal biaya tersebut, Sukri mengaku dilakukan dengan cara patungan. Bahkan terkadang harus menggunakan kantong pribadinya.
“Kami terkadang patungan. Kalau tidak ada ya resiko Ketua Umum, tapi kami Ikhlas kok demi kehidupan Ekonomi Pondok Pesantren, InsyaAllah akan menjadi ladang Amal,” ujar Sukri.
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi
















