Medan, aktual.com – Bulan berkah dan penuh hikmah, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi memanfaatkan untuk meresmikan pusat pendidikan keagamaan, Pesantren Dar Syifa, Deli Serdang, Sabtu (11/6). Erry merasa perlu hadir dan meresmikan mengingat pesantren tersebut unik dan spesial.
“Saya perlu hadir di sini karena dua alasan. Pertama, silaturrahmi dengan Alim Ulama dan Masyarakat. Kedua Pesantren Dar Syifa ini sangat spesial karena visi-misinya serta pendirinya,” ujar Erry di hadapan ratusan hadirin, seperti rilis BNPT yang diterima aktual.com, Rabu (15/6).
Tengku Erry menjelaskan, keberadaan Pesantren Dar Syifa sebagai pusat rehabilitasi, re-education dan deradikalisasi ini sangat penting dan strategis. Terlebih, kata dia, lembaga pendidikan tersebut didirikan oleh mantan narapidana tindak terorisme, yakni Ustad Khairul Ghazali, dalam kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan dan pelatihan militer beberapa waktu lalu.
“Saya melihat ini sebagai bentuk kesadaran baru, loncatan 180 derajat, dari pendukung tindak terorisme, menjadi penentang terorisme dan radikalisme yang kemudian mengabdikan diri untuk dakwah dan perubahan yang lebih baik di masyarakat, khususnya bagi anak-anak dari keluarga narapidana terorisme secara gratis,” demikian Gubernur Erry.
Erry menambahkan, pihaknya siap mendukung program pendidikan di pesantren tersebut, termasuk kebutuhan yang diperlukan. Dalam kesempatan itu pula, Erry juga menginstruksikan Bupati Deli Serdang yang hadir, menindaklanjuti perintah dirinya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diwakili Staf Khusus Kepala, AKBP Khoiruddin Hasibuan mengapresiasi dan mendukung upaya keras pendirian Pesantren Dar Syifa tersebut.
“BNPT mengapresiasi dan sangat menyambut baik upaya Ustad Khoirul ini. Saya sendiri sudah cukup lama mengenal Ustad Khorul Ghazali, dan saya yakin peran yang dimainkan beliau di masa mendatang akan jauh lebih konstruktif dan kian baik,” papar Khoiruddin.
Ia menjelaskan, niat mendirikan lembaga pendidikan pesantren yang khusus menangani anak-anak korban dan dari pelaku tindak terorisme ini sudah lama. Diakuinya, ia sering berdiskusi dengan Ustad Khoirul Ghazali untuk mewujudkan hal tersebut.
“Kami sering diskusikan bagaimana mewujudkan lembaga tersebut. Sekitar lima tahun silam ide ini muncul. Maka kami menyambut baik dan langsung berupaya semaksimal mungkin mewujudkannya. Alhamdulillah, kali ini sudah dapat kita lihat bersama keberadaan pesantren dimaksud,” jelas Khoiruddin.
Dalam catatannya, pesantren Dar Assyifa adalah satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia yang mengkhususnya pada rehabilitasi dan deradikalisasi korban dan keluarga mantan terpidana terorisme. Ia berharap, Dar Assyifa menjadi percontohan di tempat lain sehingga tujuan menyelamatkan masa depan anak-anak generasi dari keluarga mantan teroris yang diperkirakan mencapai 20 ribu anak seluruh Indonesia.
Lebih lanjut Khoiruddin menjelaskan, sebagai lembaga yang diberi kewenangan dalam upaya-upaya pencegahan tindak terorisme dan radikalisme, BNPT akan terus bekerja keras melakukan upaya-upaya yang terbaik sehingga pemberantasan tindak terorisme dan paham-paham radikalisme dapat dilakukan dengan maksimal dan tuntas.
Selain gubernur dan BNPT, hadir dalam peresmian pesantren yang terletak di tengah-tengah persawahan bekas hutan tersebut antara lain, Bupati Deli Serdang, Kapolresta Medan Kombespol Mardias Husin, unsur Muspida, FKPT, Staf Khusus Kepala BNPT dan Jubir Dewan Masjid Indonesia, Hery Sucipto, Ketua PWNU Sumut, kalangan mantan terpidana terorisme, dan ratusan undangan lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan