Jakarta, Aktual.com — Indonesia dan Tiongkok kembali menindaklanjuti rencana pembangunan kereta api cepat, termasuk pengembangan kerja sama tersebut berupa produksi bersama gerbong kereta api berorientasi ekspor.
“Kami tindaklanjuti kembali, dan dibahas berbagai hal terkait kereta api cepat sehingga kita dapat selesikan segera kesepakatannya, dan kereta api cepat tersebut dapat segera dibangun,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Beijing, ditulis Kamis (17/9).
Ditemui usai menyaksikan penandatanganan kesepakatan pinjaman tiga bank BUMN, yakni Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI dengan Bank Pembangunan Tiongkok (CDB), ia mengatakan Tiongkok menyanggupi persyaratan yang ditetapkan Indonesia dalam pembangunan kereta api cepat, yakni bahwa pembangunannya dilakukan murni secara bisnis (b to b) tanpa jaminan atau pendampingan pemerintah, serta tidak menggunakan APBN.
“Mereka bahkan setuju untuk ikut membangun stasiun-nya, disertai alih teknologi. Sehingga karena ini dilakukan secara ‘b to b’, maka harus ada keuntungan yang kita dapat, termasuk alih teknologi,” tutur Rini.
“Terkait alihteknologi tersebut, Tiongkok sepakat untuk memberikan pelatihan kepada Indonesia, apakah ahli mereka ke Indonesia, atau kita mengirimkan tenaga ahli kita untuk belajar di Tiongkok,” katanya.
Bahkan, lanjut dia, Tiongkok bahkan sepakat untuk melakukan produksi bersama gerbong kereta api, tidak saja gerbong kereta api cepat, tetap juga kereta api listrik dan “light train” yang kini sedang dibangun.
“Gerbong kereta hasil produksi bersama RI-Tiongkok tersebut dapat ekspor ke negara lain, sehingga ini juga pemasukkan bagi negara dan dapat menciptakan lapangaan pekerjaan baru,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka