MPR RI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mengadakan acara berupa Pagelaran Seni Budaya Nusantara sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI di alun-alun Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Sabtu (18/7) malam, semarak bagaikan pasar malam.
MPR RI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mengadakan acara berupa Pagelaran Seni Budaya Nusantara sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI di alun-alun Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Sabtu (18/7) malam, semarak bagaikan pasar malam.

Jakarta, Aktual.com – MPR RI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mengadakan acara berupa Pagelaran Seni Budaya Nusantara sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI di alun-alun Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Sabtu (18/7) malam, semarak bagaikan pasar malam.

Acara ini diperuntukkan untuk masyarakat penggemar seni budaya tradisional di Polman dan sekitarnya. Mereka tampak berduyun-duyun datang yang hampir memenuhi Alun-alun Wonomulyo.

Diseputar alun-alun banyak masyarakat berdatangan berbaur dengan pedagang yang menjajakan dagangannya, sementara di tengah terlihat sebuah panggung dan tenda, tempat berlangsungnya Pagelaran Seni Budaya Nusantara.

Pagelaran yang bertema ‘Pentas Seni Kampung” ini sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) ini dibuka secara resmi oleh anggota MPR RI: Muhammad Asri Anas (dari unsur DPD), dan dihadiri Staf Ahli Bidang Hukum/Politik Bupati Polewali Mandar oleh Sarjan serta ratusan masyarakat dari komunitas seni budaya Mandar.

Mewakili pimpinan MPR RI, Muhammad Asri Anas dalam sambutannya menjelaskan bahwa sekarang ini Pancasila sudah mulai dilupakan masyarakat, karena para generasi muda bangsa ini sudah tidak peduli ditambah lagi banyak para pemimpin akhir-akhir ini terlibat kasus korupsi. Melihat kenyataan itu, MPR mengambil peran menyosialisasikan Empat Pilar dari sabang sampai merauke, agar dengan gelora dan semangat Empat Pilar ini bisa mengembalikan lagi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sampai ke seluruh rakyat Indonesia.

Asri Anas yang juga Pimpinan Badan Anggaran MPR itu menjelaskan, sosialisasi Empat Pilar ini sengaja menggunakan media seni budaya. Karena MPR ingin membangun Pancasila di era milenia serta menggali nilai-nilai dasar seni budaya asli Indonesia yang sudah diakui oleh dunia ini lebih dicintai sehingga pesan-pesan yang disampaikan langsung menyentuh masyarakat.

Pentas Seni Kampung di Wonomulyo yang menjadi citra semangat budaya di  Polewali Mandar ini menampilkan pertunjukan seni budaya yang berasal dari berbagai daerah di Polewali Mandar diantaranya: Madatte, Tomepayung, (Polewali), Uai Sapalelean (Mamasa), Buttu Sarre (Tapango), One Do (Tinambung), Bannanang Pute (Majene), Pekkambungan (Batengga), Paqbanua (Banua Barru), Pammacca Pagau Nusa (Tinambung).

“Seni Budaya Mandar berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Barat merupakan warisan leluhur yang terus dilestarikan hingga kini dengan beberapa perkembangan modifikasi,” ujar Asri Anas dalam sambutannya.

Sementara Dr. Sarjan, yang mewaliki Bupati Polman dalam sambutannya menyatakan, sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui Pentas Seni Kampung di Wonomulyo ini sangat strategis. Serta berharap melalui payung Empat Pilar ini masyarakat Polewali Mandar yang dihuni oleh beragam etnis dan agama tidak terpecah belah.

Dan mengucapkan terimakasih kepada Seketariat MPR RI yang telah memilih Kabupaten Polewali Mandar sebagai tempat sosialisasi Empat Pilar MPR RI,  “Mudah-mudahan dengan diadakannya Pagelaran Seni Budaya Nusantara ini dapat membuat masyarakat Polewali Mandar semakin memahami Empat Pilar,” katanya.

(reporter: Nailin)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka