Puncaknya adalah peristiwa G 30 S/PKI. Upaya lainnya adalah pemberontakan DI/TII, Permesta, dan lainnya.
Sedangkan pada era sekarang, lanjut Mahyudin, ancaman-ancaman tersebut belum surut bahkan terus muncul dengan berbagai wujud baru, antara lain narkoba, masuk pemahaman-pemahaman radikal mendegradasi nasionalisme anak bangda sampai kemajuan teknologi dan media sosial pun bisa menggerus nasionalisme anak bangsa terutama generasi muda jika tidak bijak dan hati-hati dalam menggunakannya.
“MPR dengan Sosialisasi Empat Pilar (Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika) adalah upaya negara untuk membendung berbagai potensi ancaman tersebut dengan merefresh kembali pemahaman anak bangsa Indonesia akan nilai-nilai luhur bangsa,” katanya pula.
Namun, Mahyudin mengingatkan bahwa segala upaya merefresh kembali pemahaman nilai-nilai luhur bangsa butuh peran dan kiprah aktif seluruh anak bangsa.
“Intinya, semua saling mengingatkan satu sama lain menjadi agen pemahaman Pancasila di lingkungan sekitarnya, seperti peran para guru dam pendidik yang sangat strategis perannya di lingkungan sekolah dan dunia pendidikan,” katanya pula.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid