Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin mengatakan kesalahan penulisan nama lembaga negara Badan Intelijen Negara menjadi Badan Intelijen Nasional mengatakan tentu akan semakin memperlemah citra pemerintahan dimata publik.
Menurut dia, meski tidak menjadi persoalan yang serius, tetapi kesalahan itu tidak bisa dibenarkan.
“Saya kira mungkin hal ini tidak terlalu menjadi masalah penulisan salah itu, tetapi kalau Setneg selalu salah kan tidak baik juga sebagai lembaga negara. Saya kira Setneg harus lebih cermat dan teliti agar kesalahan yang mungkin tidak terlalu bermasalah, tetapi kalau tidak teliti negara bisa rusak,” kata Mahyudin, di Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (8/7).
Sebab, sambung mantan Bupati Kutai Timur itu kesalahan tidak baru sekali ini terjadi, melainkan ada beberapa kesempatan dan momentum kenegaraan terjadi hal serupa.
“Misalnya, pidato pak Jokowi di Blitar, yang mengatakan Bung Karno lahir di Blitar, padahal melihat di internet saja, Bung Karno lahir di Surabaya,” ucapnya.
“Hal-hal seperti itu kan dapat menimbulkan kegaduhan bagi masyarakat. Sebuah lembaga negara yang saya kira dipenuhi oleh orang-orang cukup kapabel, pintar, orang sekolah semua untuk hal seperti itu saja tidak tahu,” pungkas politkus Golkar tersebut.
Seperti diketahui, dalam undangan pelantikan Kepala BIN dan Panglima TNI, Kementrian Sekretariat Negara menulis kepanjangan BIN yakni Badan Intelejen Nasional.
Artikel ini ditulis oleh: