Jakarta, Aktual.com — Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit memperkirakan jumlah pemudik pada Lebaran 1436 Hijriyah menurun karena lesunya pertumbuhan perekonomian di Tanah Air.

“Jumlah pemudik tahun ini diperkirakan turun, karena ekonomi juga lagi turun. Masyarakat tidak cukup uang untuk mudik,” ujar Danang dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (20/6).

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terancam menghantam Tanah Air. Sebanyak 30.000 buruh terpaksa kehilangan pekerjaan karena banyaknya perusahaan tekstil yang bangkrut.

Sejumlah perusahaan minyak dan gas juga melakukan pemangkasan gaji dan PHK karyawannya karena melambatnya pertumbuhan ekonomi dan melemahnya rupiah.

“Dengan kondisi seperti sekarang ini, saya tidak yakin masyarakat bersemangat untuk mudik,” katanya menambahkan.

Kondisi mudik pada lebaran tahun ini, juga diperkirakan tidak terlalu macet. Selain karena faktor ekonomi, masa libur lebih panjang yakni 14 hari.

“Diperkirakan hanya ada 800 pergerakan per hari. Distribusi kendaraan lebih merata. Sebagian besar masih didominasi kendaraan pribadi, terutama mobil-mobil “Low Cost Green Car” (LCGC),” terang dia.

Jumlah kendaraan pribadi yang lebih banyak digunakan dibandingkan kendaraan umum tersebut, lanjut dia, menunjukkan masih buruknya sistem transportasi.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hediyanto W Husaini, memperkirakan terdapat 20 juta pemudik pada tahun ini.

“Mobil pribadi akan meningkat delapan persen, mobil pribadi lima persen, sisanya naik kendaraan umum,” ujar Hediyanto.

Ia mengatakan pihaknya menyelesaikan tol Cikopo Palimanan (Cipali) sepanjang 116 kilometer dan melakukan perbaikan di sejumlah ruas jalan yang dilalui pemudik.

“Diperkirakan lalu lintas Lebaran di Pantura mencapai 120.000 padahal kapasitasnya 40.000, masih kekurangan tetapi dengan tol Cipali maka lebih longgar,” kata Hediyanto.

Dirjen menjelaskan di Jawa sebagian besar kecelakaan terjadi arah Surabaya.

“Kami mengimbau para pemudik memanfaatkan titik-titik istirahat yang sudah disediakan, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan,” imbuh Hediyanto.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid