Para anggota Kepolisian melakukan pengepungan komplotan teroris pelaku peledakan dikawasan Sarinah, Jakarta, Kamis, (14/1/2016).Ledakan di pos Polisi depan Sarinah berbuntut dengan aksi baku tembak.

Jakarta, Aktual.com — Direktur Urusan Agama Islam (Urais) Kemenag Muchtar Ali menyatakan para Mubaligh atau da’i berperan sangat penting dalam memberi pencerahan terhadap umat untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan menangkal paham radikal.

“Namun tidak semua mubaligh harus bicara tentang radikalisme, karena ilmunya di bidang itu belum tentu mumpuni atau sempurna,” kata ia kepada jurnalis media, di Jakarta, Rabu (20/01).

Ia menyambut baik jika para mubaligh dalam setiap acara keagamaan, hari besar Islam, atau ketika tampil berceramah dapat menyesuaikan dengan isu aktual.

Misalnya, upaya pencegahan radikalisme dikaitkan dengan peristiwa bom di kawasan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta pada 14 Januari 2016.

Namun, lanjut Ali, jangan sampai keahlian mubaligh di bidang fikih harus dipaksa tampil dengan ceramah tentang terorisme, karena itu substansi ceramah tetap harus sesuai dengan keahlian mubaligh bersangkutan sehingga umat memiliki pemahaman cukup.

Esensi dari ceramah adalah sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan akhlak.

“Saya tidak setuju jika setiap mubaligh harus memiliki kelas (grade) tertentu, karena mubaligh harus terus menerus meningkatkan pengetahuannya sesuai perkembangan zaman,” katanya.

Muchtar mengakui dalam situasi senyatanya dewasa ini, peran mubaligh makin terasa berat, termasuk petugas dari jajaran kantor urusan agama (KUA) yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

Peran KUA kini tak melulu urusan menikahkan dan mencatatkan pernikahan, tapi juga memberikan manasik haji dan berceramah dengan konten (content) tentang upaya menangkal radikalisme.

“Aparat kita di KUA sedikit,” kata dia.

Meski begitu, dengan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, semua itu harus dikerjakan dengan optimal. Para petugas KUA dalam ceramahnya sudah memiliki panduan.

“Mereka itu sudah diberi buku saku,” ujarnya.

Yang penting, tambah Muchtar Ali, memperkuat akhlak dari lingkungan keluarga amat penting. Jika anggota keluarga memiliki akhlak yang baik, maka akan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat sekitarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara