Dikatakan Harun, rekayasa lalin contraflow maupun one way merupakan kebijakan jangka pendek untuk menyelesaikan masalah yang terngah berlangsung saat itu, sehingga operator dituntut untuk menghadirkan kebijakan jangka panjang guna antisipasi lonjakan volume kendaraan pada Lebaran 2019 dan seterusnya.
“Misalnya, kebijakan jangka panjang akan ada Jakarta Elevated, Light Rail Transit (LRT) maupun kereta cepat. Mudah-mudahan bisa menjamin keamanan di jalanan,” katanya.
Harun mengatakan, idealnya kebijakan jangka pendek harus menjadi pilihan terakhir operator layanan mengingat rekayasa lalin contraflow maupun one way memiliki konsekuensi risiko.
“One way imbasnya bisa mengakibatkan kemacetan di koridor mudik dalam kota karena kendaraan dialihkan keluar tol, sedangkan contraflow cukup berisiko tinggi mengakibatkan kecelakaan bila rambu maupun petugas tidak intensif mengawal pengendara,” katanya.
Namun demikian, Harun menilai secara keseluruhan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini relatif lebih terkendali dan kebijakan instan yang diambil operator tol juga efektif.
Ant
(Wisnu)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara