KAI Daop 1 Jakarta menggelar kampanye keselamatan perlintasan sebidang di Jalur Perlintasan Langsung (JPL) Nomor 11 Jalan Industri Raya, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2024). (ANTARA/HO-KAI Daop 1 Jakarta)

Jakarta, Aktual.com – Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol. Raden Slamet Santoso mengatakan ada 3.693 perlintasan sebidang yang terdapat di sepanjang jalur mudik yang diantisipasi pihaknya agar tidak terjadi perlambatan arus lalu lintas saat mudik-balik Lebaran 2024.

“Ada 3.693 perlintasan sebidang, paling banyak itu di Jawa Timur,” kata Slamet dalam acara Diskusi Denpasar 12 bertajuk “Mudik AMan dan Nyaman Menyambut Idul Fitri 2024” diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (27/3).

Slamet menyebutkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan PT KAI untuk menjaga keamanan di perlintasan sebidang tersebut. Upaya ini tidak hanya untuk menghindari kemacetan lalu lintas, tetapi juga untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan survei, analisis, dan evaluasi yang dilakukan oleh Korlantas Polri, beberapa masalah di jalur mudik meliputi keberadaan pasar tumpah hingga aktivitas masyarakat di bahu jalan.

“Aktivitas masyarakat di bahu jalan akibat perlambatan, banyaknya pasar tumpah di Jawa Barat, serta banyaknya perlintasan sebidang, apalagi kondisi lebaran ini PT KAI menambah pergerakan perjalanan kereta api, perlu ada treatment tertentu,” katanya.

Selain mempersiapkan pengamanan di perlintasan sebidang, Korlantas juga akan menutup perlintasan sebidang yang tidak memiliki izin resmi.

Untuk memastikan kelancaran lalu lintas selama periode mudik, terutama di jalur yang dilalui oleh kereta api, kerja sama dari masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga keteraturan dan antrean di perlintasan sebidang.

Korlantas juga akan menerapkan rekayasa lalu lintas di sekitar perlintasan sebidang tersebut, mengingat pergerakan kereta api akan berdampak pada lalu lintas di jalan raya.

“Kami sudah hitung berapa menit, begitu dibuka jalan, selama masyarakat ikut antrean tidak saling serobot, nanti ada petugas yang menjaga, itu arus akan mengalir,” katanya.

“Tapi kalau serobot, kemudian ada perlintasan lagi, KAI kan sudah jalur ganda se-Jawa ini dari kanan-kiri frekuensi tinggi sehingga frekuensi menutupnya tinggi, jadi perlu ketaatan masyarakat menunggu antrean,” kata Slamet menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan