Sementara Senior Vice President Fuel Marketing & Distribution Pertamina, Gini Wahyi Hari Irianto mengakui peristiwa Brexit tahun lalu diluar perkiraannya. Kondisi itu dimanfaatkan pihak lain untuk menjual BBM dengan harga diluar kewajaran hingga Rp 50.000 per liter.
Bukan tidak ada upaya, tepisnya. Pihaknya telah menyediakan stok BBM yang cukup dan strategi penyaluran yang taktis untuk menghampiri konsumen, namun kondisi jalan yang tidak bisa bergerak membuat armadanya tidak tersalurkan.
“Jangankan kita, Ambulan aja tak bisa lewat kemaren. Jadi semua kejadian di 2016 itu kami pelajari dengan seksama. Berkaca pada pengalaman itu, maka tahun 2017, Pertamina melakukan langkah-langkah persiapan yang lebih prudent dan meningkatkan koordinasi dengan hampir semua instansi maupun fungsi-fungsi yang ada terkait dengan mudik lebaran,” ujarnya.
(Dadangsah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka