“Siapapun yang mengaku ahli thoriqoh, mengaku mursyid, meskipun dia punya sanad, tapi kalau tidak melaksanakan syariat, tidak melaksanakan shalat, tidak melaksanakan puasa, tidak melaksanakan zakat. tidak sesuai syariatnya kanjeng Nabi, Maka dipastikan itu adalah thoriqoh yang sesat, thoriqoh yang tidak dalam koridor Nabiyyuna Muhammad saw,” tegas Kiai Nafis.

Kiai Nafis menambahkan, acara konsolidasi dan buka puasa bersama pengurus JATMAN Syu’biyah tersebut guna mempererat tali silaturahim antar pengurus di tingkat Wustho dan Syu’biah se-DKI Jakarta serta sebagai bagian dari upaya JATMAN untuk mengedukasi masyarakat terkait thoriqoh mu’tabaroh dan menjaga umat dari thoriqoh-thoriqoh yang menyimpang atau sesat.

“Alhamdulillah kami dari Wustho sudah keliling ke lima Syu’biah di DKI Jakarta dimulai hari Ahad 10 April di Jakarta Barat, lanjut ke Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan ditutup di Syu’biyah Jakarta Pusat pada hari ini,” tukas Kiai Nafis.

Sebelumnya, Ketua Majelis Ifta’ Idaroh Wustho JATMAN DKI Jakarta Syeikh KH. Muhammad Yunus Abdul Hamid At-Tijani juga menyampaikan pentingnya para pengurus JATMAN untuk merapatkan barisan dan membekali diri dengan pemahaman yang benar terkait thoriqoh mu’tabaroh agar dapat menjaga masyarakat dari pemahaman-pemahaman yang keliru terkait thoriqoh.

“Pengurus JATMAN harus paham thoriqoh mu’tabaroh itu apa, berdasarkan data JATMAN, thoriqoh mu’tabaroh yang masuk ke DKI Jakarta saat ini berjumlah 44 Thoriqoh. InsyaAllah JATMAN DKI akan terus menggelar kegiatan-kegiatan semacam ini untuk kita berkonsolidasi dan merapatkan barisan untuk sama-sama membimbing umat terkait ketarekatan. Karena itulah tugas JATMAN,” kata Syeikh Yunus.

Hadir dalam acara tersebut Rois Idaroh Wustho JATMAN DKI Jakarta KH. Hamdan Rasyid, Mudir Idaroh Syu’biyah Ustadz Ahmad Samman serta jajaran pengurus Syu’biah Jakarta Pusat dan pengurus wilayah dan cabang NU setempat.

 As’ad Syamsul Abidin

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid