Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar memberikan pandangannya dalam pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB di Jakarta, Jumat (5/2/2016). Mukernas PKB mengangkat tema Holopis Kuntul Baris, menangkan rakyat dalam persaingan global.

Jakarta, Aktual.com — Negara yang baru didirikan saja sudah bisa mengalahkan Indonesia soal daya saing dan indeks pembangunan manusia (IPM). Hal itu tentu harus menjadi perhatian serius dari pemerintah untuk menggenjot daya saing sekaligus kualitas manusianya.

“Daya saing dan kualitas SDM kita masih kalah jauh dari negara seperti Singapura atau Swiss. Bahkan dari negara baru yang lahir 25 tahun lalu saja, kita kalah,” sindir Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, di acara Mukernas PKB 2016, di JCC, Jakarta, Jumat (5/2) malam.

Muhaimin menyimpulkan data itu berdasar laporan UNDP terkait global competitiveness index tahun 2015. Dari data itu, Indonesia ditempatkan di level 37. Kalah jauh dari negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Ukuran daya saing sendiri dinilai berdasar, kinerja birokrasi, kondisi infrastruktur, makro ekonomi, kemudahan berbisnis, efisiensi pasar dan lain sebagainya.

Pun demikian dengan peringkat IPM. Indonesia malah lebih terperosok lagi di peringkat 110. Lagi-lagi kalah jauh dari negara tetangga tersebut.

“Itu tentu harus menjadi perhatian pemerintah. Agar Indonesia bisa meningkatkan daya saing global, sekaligus menggejot kualitas SDM-nya. Sehingga dapat memenangkan persaingan global untuk kesejahteraan masyarakat,” jelas Cak Imin, panggilan akrabnya.

Apalagi memang tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial juga masih tinggi. Ketimpangan itu dapat dilihat dari angka ratio gini yang masih lebar, di level 0,41.

“Artinya, selama ini hasil pembangunan masih dinikmati oleh kalangan atas saja. Belum dinikmati oleh kalangan masyarakat bawah,” ucap dia.

Untuk itu, saran Cak Imin, pemerintah perlu kerja keras untuk mengantisipasi hal itu. “Sebab bagi masyarakat itu yang penting ekonomi dapat lebih baik lagi. Dan PKB optimis hal itu dapat terwujud,” jelas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan