Ratusan ribu umat Islam dari berbagai elemen yang tergabung dalam Gerakan Bela Islam melakukan aksi unjuk rasa ke Bareskrim Polri,Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2016). Dalam aksinya Gerakan Bela Islam mendesak Bareskrim Polri segera menetapkan tersangka kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan Agama.

Jakarta, Aktual.com – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Yunahar Ilyas, menyatakan bahwa organisasi Muhammadiyah tidak menyerukan kepada kader-kadernya untuk mengikuti demonstrasi besar-besaran umat Islam pada 4 November 2016.

Meski demikian, dilansir muhammadiyah.or.id, organisasi yang kini dipimpin Haedar Nashir tersebut tidak bisa melarang jika kader-kadernya mengikuti Aksi Bela Islam II. Aksi terkait dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Kalau Muhammadiyah tidak menyerukan untuk demonstrasi, kita sudah menyampaikan pendapat kita melalui proses hukum, biarlah proses ini berjalan,” kata Yunahar dalam Tabligh Akbar Hari Bermuhammadiyah PDM Kota Semarang tentang ‘Ada Apa dengan Surat Al Maidah ayat 51’.

“Namun, kami tidak bisa melarang orang yang ingin berdemonstrasi, sekali lagi ini adalah negara demokrasi, yang menjunjung tinggi hukum,” sambungnya.

Jika nantinya kader-kader Muhammadiyah turun jalan, Yunahar mengingatkan agar demonstrasi dilakukan dengan aman, tertib damai, tidak boleh ada anarkis, perusakan dan kerusuhan. Perlu pula diwaspadai adanya provokator selama aksi berlangsung.

“Hati-hati dengan provokator yang suka memancing kerusuhan, karena kedamaian mahal harganya,” jelasnya.

Laporan: Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby