Jakarta, Aktual.com – Organisasi keagamaan Muhammadiyah, mengerahkan tim “Dakwah on The Street” (DOTS) dengan menyasar beberapa warga Indonesia di Taiwan.

Metode DOTS ini untuk melengkapi dan mengisi cara berdakwah yang sudah ada di Taiwan seperti tabligh akbar dan kajian “online” atau daring.

“Kami mencoba mencari celah dakwah dengan terjun langsung ke jalanan agar bisa menyapa langsung WNI yang selama ini tidak tersentuh oleh program dari berbagai majelis taklim,” kata Ketua Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan, Adam Jerussalem, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (1/1).

Ia mengungkapkan bahwa dalam kegiatan itu, pihaknya menemukan botol-botol minuman keras di setiap kerumunan masyarakat. “Belum lagi, di sekitarnya terdapat missionaris agama lain yang melakukan hal sama,” ujar kandidat doktor National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Taiwan itu, menambahkan.

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya melibatkan Kajian Daring Muhammadiyah Taiwan (Komat) dan Pesantren Virtual (Trentual) serta menggandeng Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan (Formmit).

Acara diawali dengan perkenalan yang kemudian dilanjutkan pembacaan ayat suci Al Quran dan tausiah.

“Sapalah mereka dengan santun, tebarkan nasihat dengan sepenuh hati dari seorang sahabat, jauhi kesan menggurui. Ajak mereka untuk shalat dan kenakan jilbab. Jika mau memakainya di tempat, maka pakaikanlah dengan bersahabat. Jika tidak berkenan, tinggalkanlah jilbab itu untuknya. Jangan paksakan,” pesan Adam kepada tim DOTS.

DOTS terbagi dalam enam tim yang terdiri dari lima Tim Syiar dan satu Tim Kesehatan. Tim Syiar, berdakwah dengan mengitari taman di Kota Tainan dilanjutkan menuju stasiun kereta api setempat.

Di kota yang berjarak sekitar 250 kilometer arah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu, mereka membagi-bagikan kutipan terjemahan ayat Al Quran, jilbab, dan peci secara gratis.

Tim Syiar dalam bersilahturahmi dengan masyarakat juga mendengarkan keluhan dan pengalaman-pengalaman WNI selama bekerja dan belajar di Taiwan terkait kendala yang dihadapi dalam melaksanakan shalat lima waktu di tempat kerja dan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Sementara Tim Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para pelajar Indonesia yang sedang menyelesaikan program keperawatan dan kedokteran setara S2 dan S3 di Taiwan.

Artikel ini ditulis oleh: