Semarang, Aktual.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatwa Tengah, menilai banyak orang yang hilang di wilayah Jateng, karena mengikuti organisasi massa Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
“Banyak orang hilang ikut Gafatar. Baik ada di Solo, Klaten, Boyolali dan hampir semua daerah banyak orang hilang. Dan mereka ini rata-rata ikut Gafatar,” kata Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Daroji, di Semarang, Selasa (19/1).
Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan para pemerintah, ulama, pemuka lintas agama, TNI/Polri, untuk mengungkap dalang di balik kasus kabar orang hilang yang sudah meresahkan masyarakat.
“Pertemuan tertutup dengan para lintas instansi tersebut intinya untuk melacak keberadaan puluhan orang yang disinyalir telah diculik oleh pengikut Gafatar ke luar Jawa,” beber dia.
Dalam waktu dekat, kata KH Ahmad Daroji, pihaknya akan menemui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, untuk mengusut pratik penculikan orang untuk masuk dalam ormas Gafatar.
“Tidak hanya membahas kasus Gafatar tapi juga semua gerakan radikal yang bermunculan selama ini,” sambungnya.
Dirinya menyimpulkan, rata-rata korban yang ikut Gafatar secara umum mengalami dehidrasi sosial. Dengan begitu, mereka menganggap adanya ketidakadilan di tiap lini kehidupan bangsa Indonesia. Krisis sosial dan moral inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Gafatar untuk mendoktrin ajaran baru yang menyimpang dari kaedah agama manapun, termasuk Islam.
“Ini yang harus kita luruskan apa modus mereka di balik kasus ini,” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh: