Karena hal tersebut, kata dia, selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan kita.

“Marilah kita membangun budaya berpolitik yang santun, berakhlakul karimah, penuh dengan nilai keadaban dan kesopanan. Dan marilah kita menjauhi budaya politik yang penuh dengan kecurigaan (su’udzon), pertentangan (ta’arudl), permusuhan (tanazu’) dan persaingan (tabaghut) yang tidak sehat dengan menghalalkan segala cara,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid