Jakarta, Aktual.com — Di tengah harga minyak dunia yang masih anjlok, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, justru menargetkan pertumbuhan bisnis di tahun ini. Pasalnya, dengan harga minyak yang rendah membuat harga avtur yang dibutuhkan industri maskapai juga rendah.

Sehingga, perseroan menargetkan pertumbuhan sebesar 5-6 persen dari tahun sebelumnya, dengan target market share atau pangsa pasar mencapai 50 persen.

“Saat ini, market share Garuda dan Citilink itu sebanyak 44 persen di tahun lalu, tahun ini kami targetkan bisa mencapai 50 persen,” ujar Direktur Utama Garuda, Arief Wibowo, di Jakarta, Sabtu (30/1).

Saat ini, kata dia, dari sisi penumpang juga terus bertumbuh. Untuk tahun lalu, penumpang Garuda mencapai 25 juta, dan Citilink‎ itu sebanyak 10 juta. Sehingga bertumbuh signifikan dibanding tahun sebelumnya. “Cost kami juga berkurang karena adanya efisiensi besar-besaran, misalnya di bahan bakar,” ujar Arief.

Namun, ‘PR’ Garuda adalah agar dapat bersaing di pasar global. Makanya, perseroan terus membuka pasar baru di luar negeri. “Untuk domestik sudah jelas (posisi pangsa pasar). Untuk pasar internasional kami terus berekspansi. Selain ke China, kami juga merambah pasar ke Timur Tengah,” imbuh dia.

Makanya, untuk mencapai tujuan itu, emiten berkode GGIA ini terus menambah jumlah armada pesawat. Tahun ini Garuda mendatangkan 23 pesawat baru lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 18 pesawat baru.

“Tahun ini ditargetkan nambah pesawat besar yang jenis 330 sama 777. Citilink juga. Tapi tetap tahun ini masih menantang. Saya bilang, tantangan Garuda ini ada dalam tiga tahun, yaitu 2015, 2016, dan 2017,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan