Mantan jubir FPI Munarman tiba untuk menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2). Munarman diperiksa terkait kasus dugaan makar. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/17

Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Umum Front Pembela Islam (Sekum FPI) Munarman membantah penjelasan pihak kepolisian terkait tewasnya enam laskar FPI.

Antara lain soal keterangan polisi yang menyebut laskar FPI melakukan penembakan ke arah penyidik Korps Bhayangkara di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Karawang, Senin (7/12) dini hari.

Setelah terjadi penembakan, polisi merespons. Kemudian melakukan tindakan tegas yang berujung pada tewasnya enam orang pendukung Habib Rizieq Shihab.

Menurut Munarman, tidak satu pun laskar dari FPI memiliki senjata api. Dengan begitu, kata Munarman, tidak mungkin terjadi penembakan oleh laskar FPI kepada polisi.

“Tidak benar baku tembak. Anak-anak laskar, satu pun tidak ada yang memiliki senjata api,” ujar Munarman tegas saat dihubungi jpnn, Senin (7/12).

Munarman menegaskan, narasi polisi soal penembakan dari laskar FPI fitnah belaka.

Dalam kasus tewasnya enam laskar, Munarman menyebutnya sebagai tindakan pembantaian.

“Itu Fitnah. Mereka (laskar FPI) dibantai itu,” ujar Munarman.

Baca juga>> Tanggapi Siaran Pers Polri, FPI Klaim Enam Anggotanya Diculik

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran membeberkan peristiwa tewasnya enam laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Karawang, Senin (7/12).

Peristiwa itu berawal saat polisi melakukan penyelidikan terkait adanya informasi pengerahan massa saat Habib Rizieq hendak diperiksa atas dugaan pelanggaran protokol kesehatan hari ini.

Tim lalu mengikuti rombongan kendaraan yang salah satunya diduga ditumpangi Habib Rizieq. Saat tengah mengikuti rombongan yang diduga terdapat Habib Rizieq, polisi tiba-tiba dipepet mobil.

Diduga kuat, mobil yang memepet dari pengikut Habib Rizieq. Baku tembak tak terhindarkan. Anggota kepolisian kemudian membalas tembakan itu.

“Ketika anggota PMJ mengikuti kendaraan yang diduga pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet kemudian diserang dengan menggunakan senpi dan sajam,” kata Irjen Fadil Imran di Polda Metro Jaya, Senin (7/12).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin