Pelaksanaan Munaslub sendiri merupakan hasil dari rapat pleno yang diadakan pada 13 Desember lalu. Selain itu, dalam rapat pleno yang diadakan di kantor DPP Partai Golkar itu juga memilih Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum pengganti Setya Novanto.
Rapat pleno itu sendiri diadakan setelah jaksa KPK membacakan dakwaan terhadap Setnov atas kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP di pengadilan Tipikor Jakarta, Jakarta Pusat, di hari yang sama.
Ucapan Theo sendiri sendiri telah mengamini apa yang diucapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Ade Komarudin (Akom). Di tempat pelaksanaan Rapimnas, Akom menolak pelaksanaan Munaslub jika hanya diadakan untuk mengukuhkan Airlangga.
“Kalau munaslub bukan mengukuhkan. Dia pemilihan ketua umum. Ya kan. Itu berdiri sendiri. Rapimnas ini mempersiapkan untuk munaslub. Munaslub ya berdiri sendiri. Antaranya ya nanti agenda memilih ketum. Bukan mengukuhkan. Memilih,” kata Akom.
Dia menuturkan, terbuka peluang bagi kader Golkar maju sebagai ketua umum. Setidaknya beberapa nama digadang-gadang maju sebagai Ketua Umum Golkar diantaranya, Airlangga Hartarto, Titiek Soeharto dan Priyo Budi Santoso.
“Ya kita lihat apakah tunggal atau apa. Kan kita belum tahu. Kita lihat. Nanti atau besok lah,” ungkapnya.
Laporan: Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby