Jakarta, Aktual.co —Munculnya nama Sudirman Said sebagai calon nominator kuat calon Menteri ESDM dan Rini Soemarno di Menteri BUMN semakin memperjelas sindikasi-skema Mafia Baru menguasai sektor energi dan menunjukan betapa kuatnya hegemoni keluarga Soemarno di Kabinet Jokowi.
Pasalnya, dengan masuknya Rini Soemarno dan Sudirman Said ke dalam Kabinet Jokowi maka semakin memperjelas skema untuk menempatkan Ari Soemarno sebagai Komisaris Pertamina guna menguasai sektor energi Migas di Tanah Air.
“Ya, skema seperti itu mungkin sekali terjadi. Tapi tidak akan mudah karena jika itu terjadi maka publik akan kembali bereaksi dan memudarkan kepercayaan kepada Presiden Jokowi,” kata Pengamat Ekonomi Politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti saat ditemui di Dapur Selera, Tebet, Jakarta, Minggu (26/10).
Menurutnya, semenjak nama Rini Soemarno mencuat masuk dalam kabinet saja publik sudah menunjukan kekesalan dan ketidaksetujuannya. Jika plot posisi untuk Rini terus berlanjut, lalu benar Ari Soemarno yang merupakan kakak dari Rini juga diplot sebagai Komisaris Utama Pertamina, jelas publik akan bereaksi lebih dari ini.
“Nama Rini Soemarno saja sudah cukup membebani Jokowi. Apa Jokowi akan menambah bebannya dengan nama Ari Soemarno? Saya rasa seharusnya tidak,” jelas Ray.
Berdasarkan analisa informasi yang dihimpun Aktual.co melalui berbagai narasumber, nama Sudirman Said muncul di politik publik awal 2003, ketika “menjual” nama Cak Nurcholis Madjid untuk maju Capres waktu itu dengan PMKI-nya. Sudirman di kalangan bisnis migas dikenal sebagai “Mafia Minyak” dengan strateginya seolah memotong impor minyak, tapi malah menerapkan skema pola Integrated Suply Chain (ISC), seolah importir langsung tetapi menjadi broker minyak sewaktu Sudirman menjabat Corporate Secretary Pertamina di era Ari Soemarno.
Sudirman Said, juga dikenal dekat dengan Eri Riyana Hardja Pamekas. Said juga dikenal dekat dengan jaringan Washington.
Berdasarkan analisa informasi yang dihimpun Aktual.co melalui berbagai narasumber, nama Sudirman Said muncul di politik publik awal 2003, ketika “menjual” nama Cak Nurcholis Madjid untuk maju Capres waktu itu dengan PMKI-nya. Sudirman di kalangan bisnis migas dikenal sebagai “Mafia Minyak” dengan strateginya seolah memotong impor minyak, tapi malah menerapkan skema Pola Integrated Suply Chain (ISC), seolah importir langsung tetapi menjadi broker minyak sewaktu Sudirman menjabat Corporate Secretary Pertamina di era Ari Soemarno.
Sudirman Said, dikenal dekat dengan jaringan sosdem seperti Eri Riyana Hardja Pamekas, saat ini Said Menjabat Dirut PINDAD. Said juga dikenal dekat dengan jaringan Washington.
“Sudirman Said di-endorse dan direkomendasikan oleh Ari Soemarno, saudara kandung Rini Soemarno, disini terlihat kuatnya intervensi keluarga Soemarno, bahkan Ibu Megawati pun suaranya kalah. Sudah pas, Rini Soemarno Menteri BUMN di hilir migas, Ari Soemarno Kandidat Kuat Komisaris Utama Pertamina dan penjaga kebijakan di pegang Sudirman Said kaki tangan Ari Soemarno memegang Hulu Migas di ESDM, lengkap sudah nNetwork Soemarno menguasai Jokowi, mengambil alih dari Megawati, Selamat Datang Mafia Migas Baru, era Kabinet Trisakti,” kata salah seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya itu.
Perlu diketahui, Sudirman Said dicopot jabatannya sebagai Deputi Direktur Integrated Supply Chain (ISC) karena kelangkaan BBM pada 2009. Di mana ISC kemudian dirombak total oleh Pansus Angket BBM karena dianggap memperpanjang mata rantai impor minyak dan menciptakan kelangkaan BBM.
Artikel ini ditulis oleh: