Museum Bahari | Maritiem Museum 01/03/2011 10h16 Our first destination with our privat guide and driver was a trip to the Maritime Museum in Old Jakarta. The Maritime Museum is installed in a former Dutch East India Company (VOC) warehouses. Maritime Museum | Museum Bahari The Maritime Museum (Indonesian: Museum Bahari) is located in the old Sunda Kelapa harbor area in Penjaringan Administrative Village, Penjaringan Subdistrict, Jakarta, Indonesia. The museum was inaugurated inside the former Dutch East India Company warehouses. The museum focuses on the maritime history of Indonesia and the importance of the sea to the economy of present-day Indonesia. The museum displays models of fishing boats and other maritime objects from different parts of Indonesia. The museum also exhibits the celebrated Pinisi schooners of the Bugis people of South Sulawesi, which at present make up one of the last sea-going sailing fleets in the world. [ Source and more information: Wikipedia - Maritime Museum ] Official site Museum Bahari

Jakarta, Aktual.com — Museum Kebaharian Jakarta kini menyediakan kafe dan perpustakaan bagi pengunjung sebagai fasilitas untuk beristirahat usai berkeliling.

“Sejak awal 2015, kami sudah menyediakan kafe bagi pengunjung yang ingin duduk dan santai. Namun, kafe ini belum bisa dikomersialkan,” kata Satuan Pelaksana Informasi dan Edukasi Museum Kebaharian Jakarta Muhammad Isa, di Jakarta, pada Jumat (21/8).

Isa mengatakan, bahwa kafe yang dihiasi dengan lampu gantung bernuansa hewan laut dengan cat pernis melapisi kayu jati pada tiang bangunannya, memang merupakan salah satu standar fasilitas yang harus ada di setiap Museum.

Selain kafe, pengunjung juga diperbolehkan untuk memasuki perpustakaan di lantai 2 Gedung A Museum. Gedung penyediaan buku belum terlalu banyak dan lengkap untuk menambah informasi tentang kebaharian.

Revitalisasi fasilitas juga meliputi penyediaan audio visual dan penataan tata ruang pamer sebagai upaya untuk lebih menarik minat pengunjung ke museum yang terletak di Jalan Pasar Ikan No.1, Jakarta Utara ini.

“Penyediaan kafe, perpustakaan dan aula ini merupakan proyek 2014 dan menghabiskan anggaran sekitar Rp13,5 miliar,” kata pegawai yang sudah bekerja enam tahun di Museum Kebaharian tersebut.

Jumlah pengunjung di Museum yang telah berdiri sejak 1652 ini memang tidak sebanyak jika dibandingkan Museum-museum di kawasan Kota Tua yang hanya berjarak waktu sekitar 10 menit, yakni sekitar 60 orang di hari biasa dan 100-150 orang di hari libur.

Meski demikian, Museum yang memiliki koleksi mencapai 1.200 buah ini meninggalkan kesan menarik bagi setiap pengunjung.

“Saya tertarik dengan patung putri duyung dan Nyi Roro Kidul karena hiasannya seperti hidup dan menggambarkan aslinya,” kata Heni, salah satu pengunjung dari Kalimantan Barat.

Untuk melihat koleksi macam-macam kapal atau perahu, mulai dari Cadik Nusantara hingga Pinisi serta patung legenda bahari nusantara dan internasional, pengunjung hanya dibebankan dengan tiket masuk Rp5.000 per orang.

Artikel ini ditulis oleh: