Jakarta, Aktual.com — Pemerintah Mongolia mengatakan bahwa ada sekitar 150.000 ternak telah mati di daerah pegunungan terpencil di Mongolia akibat kekurangan pakan yang disebabkan oleh salju tebal yang turun baru-baru ini.
Telah terjadi musim dingin yang berat setelah musim panas ekstrem, yang menjadi jenis pola cuaca unik bagi negara yang tak memiliki laut tersebut dan disebut “Zud”. “Zud” terakhir melanda Mongolia pada awal 2010, dan menewaskan lebih dari sembilan juta ternak.
Cuaca panas saat kemarau lalu berarti ternak kekurangan lahan rumput, dan gagal menambah berat secara memadai sebelum musim dingin, kata Xinhua –yang dipantau di Jakarta, Ahad (13/3) pagi. Salju tebal yang turun pada penghujung Februari menambah sulit hewan untuk menemukan dan memakan rumput di bawah lapisan salju.
Masyarakat Palang Merah Mongolia telah meminta bantuan bahan-bahan yang diperlukan oleh peternak di berbagai provinsi terpencil, tapi bantuan yang diperoleh tidak cukup.
Temperatur merosot sampai ke titik 37 derajat Celsius di bawah nol pada Maret. Prakiraan cuaca mengatakan temperatur akan segera naik dalam beberapa hari ke depan.
Peternakan memiliki kepentingan besar buat negara Asia itu, yang memiliki populasi sebanyak tiga juta jiwa.
Jumlah dari Kantor Statistik Nasional Mongoli memperlihatkan ada sebanyak 56 juta hewan di negeri itu sampai akhir tahun lalu.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka