Kenali Pertanda Alam Dalam masa peralihan memasuki musim hujan terjadi beberapa kejadian yang cukup ekstrem seperti hujan es di kawasan ibukota pada 22 November lalu.

Deputi Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo mengatakan terjadinya hujan es di sekitar Jakarta Pusat tersebut disebabkan pertumbuhan awan yang kuat.

“Dari monitoring cuaca, ada pertumbuhan awan yang sangat kuat, sehingga butiran air yang ada di dalam awan tidak sempat mencapai puncak awan hingga membeku dan menjadi butiran es,” kata Prabowo.

Dalam kondisi biasa butiran air masih dalam bentuk cair, tapi kondisi yang terjadi di Jakarta Pusat, karena awan sangat kuat maka butiran air menjadi membeku sehingga pada awal hujan menjadi butiran es.

Hujan es biasanya disebabkan perubahan cuaca yang ekstrem secara tiba-tiba, seperti yang terjadi di Jakarta, pagi hingga menjelang siang cuaca cerah, namun terjadi pertumbuhan awan yang intens pada pukul 13.00-14.00 WIB.

Pada pukul 15.00 WIB pertumbuhan awan comulunimbus tersebut mencapai kematangannya. Sebelum terjadi hujan, diawali dengan angin yang kuat.

Hujan es tersebut menurut Mulyono hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan awan yang bersifat lokal sehingga hanya terjadi di Jakarta Pusat.

Beberapa waktu lalu tepatnya pada 6 Desember 2018, juga terjadi angin puting beliung di kawasan Bogor. Angin puting beliung adalah angin kencang, tapi angin kencang belum dapat dikatakan angin puting beliung karena tergantung kecepatan angin yang menyertai.

Waktu kejadiannya singkat setelah itu diikuti angin kencang yang berangsur melemah kecepatannya.

Berdasarkan laman BMKG menjelaskan, angin puting beliung terjadi pada saat pancaroba yaitu baik pada peralihan dari musim penghujan ke kemarau atau sebaliknya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby