Jakarta, Aktual.co —Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada pertengahan Oktober- awal November 2014 adalah awal masuknya musim hujan di Jakarta.
‘Tradisi’ banjir yang dialami beberapa wilayah ‘langganan’ tampaknya masih belum akan terputus tahun ini. Menyusul pernyataan dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) beberapa hari lalu yang mengakui proyek-proyek untuk antisipasi banjir di Jakarta meleset.
Kasiops Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (PKPB), Moelyanto, mengatakan selama ini daerah di Jakarta yang biasa mengalami banjir cukup parah ada di Jakarta Timur.
Karena kawasan Jakarta Timur dilalui oleh sungai-sungai besar yang selama ini kurang dirawat.
“Wilayah yang rawan banjir di Jakarta Timur itu paling banyak di jalur bantaran kali Ciliwung,” kata dia di Jakarta, Senin (27/10).
Wilayah bantaran Kali Ciliwung di Jakarta Timur yang biasanya paling parah dilanda banjir yakni di Condet dan Kampung Pulo.
Selain di situ, daerah bantaran kali yang rawan banjir juga terdapat di Kecamatan Makasar dan Kecamatan Ciracas.
Namun pengamat tata kota, Amir Hamzah, memprediksi banjir di Kampung Pulo akan berkurang.
“Karena sedang dilaksanakan proyek normalisasi bantaran kali Ciliwung tahap I yang ditargetkan selesai pada Desember akhir tahun ini diperkirakan volume air akan berkurang,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ahok mengatakan hingga hari ini persiapan yang sudah dilakukan Pemprov DKI dalam menghadapi musim penghujan belum sepenuhnya rampung.
“Ya memang persiapan nggak sesuai target,” ujarnya, Jumat (24/10) minggu lalu.
Dituturkannya, dari yang belum rampung itu antara lain tender-tender untuk pembangunan ‘sheet pile’ atau dinding turap sebagai penahan tanah yang masih berlangsung.
Padahal jika turap belum dipasang, maka upaya pengerukan sungai tidak bisa dilakukan karena akan terjadi penurunan tanah.
“Kita nggak mungkin keruk sungai kalau belum ada sheet pile, bisa roboh nanti,” ujar Ahok.
Selain persoalan pemasangan turap, Dinas Pekerjaan Umum juga masih berkutat di tender pengadaan crane.
Padahal demi menghemat waktu, kata Ahok, Dinas PU sebenarnya tidak perlu lagi menggunakan menggunakan tender lagi. Dan bisa beralih ke e-catalogue sehingga pengerjaannya bisa langsung dilakukan. “Ini Dinas PU masih ngotot terus sama saya. Saya katakan dimasukkan e-catalogue saja sheet pilenya. Maunya tender melulu. Ada komisi kali. Itu yang jadi berat. Biarin aja udah. Apa adanya dulu. Ada kelambatan, masalah tender,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: