nelayan
nelayan

Semarang, aktual.com – Memasuki musim kemarau antara bulan April-Mei, kini nelayan di wilayah Batang, Jawa Tengah beralih mengganti hasil tangkapan ke rebon (udang kecil). Beberapa nelayan yang berasal dari Muara Ambo, Depok, Ujungnegoro dan Kecamatan Kandeman mulai ketiban rezeki. Hasil tangkapan rebon setiap hari yang memakai satu perahu kecil (getek) dengan dinahkodai dua orang berhasil menangkap hampir 2-3 kwintal dalam kondisi basah.

Nelayan kapal kecil yang semula menangkap ikan di jarak laut pinggiran, kini mulai beralih menangkap rebon memakai jaring kecil. Hasil tangkapan yang melimpah setiap hari di jemur dipasok ke beberapa juragan maupun tengkulak.

Slamet, nelayan setempat mengaku usai memperoleh hasil tangkapan rebon dijemur di bibir pantai. Rebon dalam kondisi kering akan siap dijual. “Biasanya petani mengumpulkan kepada salah satu tengkulak, pedagang besar dan home industri yang memproduksi terasi sambal,” ujar dia, saat menjemur rebon di pantai Sigandu, Jum’at (25/3).

Ia mengatakan rebon yang melimpah ruah hanya dalam waktu satu bulan. Selanjutnya, memasuki kemarau bulan Juni hingga Desember kembali melaut menangkap ikan.

Dari sisi keuntungan, kata dia, harga rebon basah dijual kepada pengepul lebih murah dibandingkan tangkapan hasil laut, seperti cumi-cumi, udang laut dan ikan. Harga rebon basah dipatok harga Rp10-Rp11 ribu/ kilogram kepada pembeli. Sedangkan, kepada pengepul jauh lebih murah hampir 50 persen lebih.

“Pengepul maupun juragan terasi biasanya minta rebon kering. Kalau basah harus perlu dijemur dulu, sebelum diproduksi terasi,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka