Sampit, Aktual.com – Memasuki musim penghujan, warga Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah waspadai ancaman demam berdarah.

Annisa, warga Jalan Baamang I Sampit, mengakui sejak hujan mulai mengguyur daerahnya, tiap malam ‘serangan’ nyamuk meningkat. “Makanya saya minta abate ke puskesmas untuk ditabur di selokan depan rumah,” kata dia, Sabtu (21/11).

Hujan sebulan terakhir, membuat air kembali mengisi parit-parit di lingkungan perumahan kembali. Kondisi ini, diakuinya, bisa memicu perkembangbiakan nyamuk sehingga rawan wabah demam berdarah jika tidak segera diantisipasi.

Masyarakat Kotawaringin Timur, khususnya di Kota Sampit, cukup trauma dengan penyakit mematikan ini. Hampir tiap tahun, ada saja korban meninggal akibat penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty tersebut.

“Saya sangat khawatir karena kami di rumah ada anak-anak. Biasanya kan yang banyak terserang demam berdarah adalah anak-anak,” kata Wahyu, warga Jalan Christopel Mihing.

Kewaspadaan juga tampaknya dilakukan pemerintah daerah dengan kegiatan penyuluhan dan langkah pencegahan. Seperti Sabtu pagi, pemerintah daerah memaksimalkan keberadaan mobil siaran keliling untuk mengimbau masyarakat membersihkan lingkungan dan agar nyamuk tidak berkembang biak sehingga demam berdarah tidak sampai muncul.

“Kami mengimbau masyarakat membersihkan lingkungan agar demam berdarah tidak muncul. Langkah pencegahan yang efektif yaitu pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3 M yakni menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur sampah yang bisa menampung air tempat bersarangnya nyamuk,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto.

Berdasarkan pantauan selama ini, angka kasus demam berdarah justru cukup tinggi di kawasan kota yakni Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang dan Kotabesi. Peran serta masyarakat dalam membersihkan lingkungan sangat dibutuhkan agar demam berdarah tidak sampai mewabah.

Artikel ini ditulis oleh: