Suu Kyi, yang berkuasa sejak tahun lalu sebagai bagian dari transisi junta militer ke demokrasi, menegaskan pentingnya aturan hukum dalam penyelesaian konflik etnis antara kelompok mayoritas Buddha dan minoritas Muslim di Rakhine.
Ketegangan terus terjadi di negara bagian itu sejak pihak militer memulai operasi bersenjata sebagai respon atas perlawanan kelompok Rohingya pada Otober lalu. Namun Sittwe, sampai dengan Selasa, masih menjadi kota yang relatif aman.
Pada Selasa, tujuh orang Muslim berkunjung di Sittwe dari tempat penampungan pengungsi yang mereka tinggali sejak 2012 lalu. Mereka kemudian terlibat adu mulut dengan seseorang terkait pembelian sebuah kapal.
Pertengkaran itu menimbulkan perhatian banyak orang, dan massa kemudian mulai menyerang tujuh orang tersebut.
“Massa tidak menyerang polisi karena dia berasal dari ras yang sama,” kata Letnan Kolonel Win Naung, dari kepolisian distrik Sittwe.
Myanmar sendiri tidak mengakui satu juta lebih etnis Rohingya sebagai warga negara. Mereka dinilai sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Terkait dengan polisi lari dari tempat kejadian itu, Myo Thu Soe beralasan bahwa dia tidak bersenjata dan belum berpengalaman.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby