Makasar, Aktual.com —  Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Muslimat NU perlu membuat peta baru dakwah islamiah.

“Kadang dakwah hanya dilakukan kepada orang yang shaleh dan shaleha. Muslimat NU perlu mengidentifikasi kembali tantangan yang dihadapi dan membuat peta baru dakwah islamiah,” kata Khofifah, kepada jurnalis media, saat membuka Konferwil ke-10 Muslimat NU Sulsel, di Makassar, Sabtu (05/03).

Khofifah mengatakan, masalah yang dihadapi bangsa sekarang tidak hanya yang kasat mata seperti aksi terorisme yang baru saja terjadi di Jakarta.

Masyarakat, kata dia, melihat aksi kekerasan di Jakarta sebagai teror karena dilakukan oleh organisasi trans nasional dan menyebabkan kematian sekitar delapan orang.

Padahal, lanjutnya, di sekitar kita, ada teror yang lebih besar, tetapi tidak kasat mata.

“Setiap hari ada 40 sampai 50 orang anak bangsa kita yang meninggal karena narkoba, itu teror yang sebenarnya,” tegas Khofifah.

Menurut Khofifah, adalah penting bagi Muslimat NU untuk mengidentifikasi dan merumuskan kembali tantangan dan persoalan bangsa ini, kemudian menyusun peta baru dakwah islamiah, untuk menjadi bagian dari solusi.

“Bagaimana kita menjadi bagian dari penyelesaian masalah ummat seperti narkoba, seks bebas, LGBT, di sisi mana Muslimat NU bisa masuk?” tuturnya.

Salah satu cara yang dapat digunakan oleh Muslimat NU adalah menguatkan program “parenting” atau pengasuhan.

Program “parenting”, kata dia, perlu diarahkan untuk membentuk ketahanan keluarga.

“Bentuk ‘family resilience’, karena keluarga merupakan benteng pertama,” pungkasnya.

Terkait pelaksanaan Konferwil ini, Ketua Muslimat NU Sulsel Nurul Fuadi berharap Konferwil ini tidak hanya menjadi suatu rutinitas formal.

“Jangan melihatnya sebagai rutinitas, tetapi keharusan untuk menata organisasi,” kata dia.

Agenda Konferwil ini akan membahas LPJ Pengurus Muslimat NU 2011-2016, perumusan program, dan pemilihan pengurus wilayah 2016-2021.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara