Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) berbincang dengan Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/11). Presiden Joko Widodo meminta seluruh menterinya merencanakan program kerja 2016 dengan baik dan matang serta belajar dari pelaksanaan program 2014-2015 sehingga tidak ada lagi regulasi dan kebijakan yang bertabrakan dengan kementerian/lembaga lainnya atau menjadi polemik di masyarakat dan sesuai dengan Nawacita. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) merilis lima menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK yang terpopuler di Twitter yakni Menteri Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri PDT Marwan Jafar.

Namun, meski para menteri tersebut terpopuler, tidak semua kinerjanya baik. Seorang pegiat Datalyst, Amanah Ramadiah mengatakan, Menteri ESDM dan Menteri BUMN dinilai buruk kinerjanya oleh para netizen.

”Menteri Rini di mata publik sangat buruk terkait Pelindo, kereta cepat dan penyertaan modal negara (PMN) ke BUMN. Sedangkan Sudirman dianggap bermasalah dalam kasus perpanjangan kotrak Freeport dan haus akan popularitas agar tidak terkena reshuffle,” katanya, dalam diskusi bulanan Indef dengan topik “Kabinet Kerja atau Kabinet Citar? Popularitas Sentimen dan Kinerja Para Menteri”, Sabtu (28/11).

Hal senada juga diutarakan oleh ekonom Indef, Dzulfian Syafrian mengatakan yang membuat Rini menjadi citra negatif itu soal Pelindo, kereta cepat, dan PMN. Kalau Sudirman Said karena lantaran selama kerjanya dinilai terlalu banyak pencitraan.

Selain tersandungnya kedua menteri pada kasus-kasus tersebut, Dzulfian juga memaparkan penyerapan anggaran kedua kementrian tersebut yang sangat minim.

“Dimana, kementrian ESDM duduk di peringkat dua dari bawah dengan persentasi penyerapan sebesar 9%. Sedangkan, Kementrian BUMN penyerapan anggarannya yaitu 20,7% dimana, penyerapan tersebut masih di bawah rata-rata penyerapan anggaran Kementrian yakni 21,5%,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: