Kuala Lumpur, Aktual.com – Mantan Perdana Menteri Malaysia ke-6, Datuk Seri Najib Razak meminta agar Mantan Perdana Menteri Malaysia ke-4 dan ke-7, Tun Dr Mahathir Mohamad (Tun M) berhenti menyalahkan dirinya dan berterus terang tentang alasannya mundur sebagai PM Malaysia.
Melalui akun Facebooknya Minggu (19/7) Najib mengatakan bahwa Dr M memiliki alasan lain terkait kemunduran dirinya dari posisi Perdana Menteri Malaysia pada Februari silam. Dan kemunduran itu tidak semata-mata soal Umno dan dirinya.
“Ada 3 alasan utama mengapa dia (Tun M) mengundurkan diri dari perdana menteri. Dia tidak ingin Anwar (Datuk Seri Anwar Ibrahim) menjadi PM (ke-8). Dia tidak ingin dikendalikan oleh DAP dan PKR lagi, dan dia takut Bersatu dan Pakatan Harapan akan kalah telak dalam pemilu yang ke-15,” kata Najib.
Tuduhan Najib muncul setelah Tun M sebelumnya mengklaim bahwa kemundurannya sebagai PM Malaysia pada Februari silam karena dia tidak ingin menjadi PM dari pemerintah koalisi yang sudah tidak ‘murni’.
Sebagai respons terhadap Tun M, Najib menuduh bahwa anggota parlemen dari Langkawi itu sebenarnya punya alasan lain akan kemunduran dirinya sebagai PM namun malah menyalahkan dirinya.
Dia mengklaim bahwa Tun M tidak menginformasikan sekutunya di Pakatan Harapan (PH) tentang keputusannya untuk mundur. “Dia (Tun M) mengirim surat pengunduran pada 1 siang (waktu setempat). Bersatu mengumumkan dia meninggalkan PH pada 2 siang.”
Menurut Najib Razak, saat itu Tun M juga tidak menginformasikan temannya di PH mau pun Warisan (Partai Warisan Sabah) bahwa dia hendak mengundurkan diri dan alasan di balik keputusan itu.
“Setelah mengundurkan diri pada 24 Februari, dia tidak pernah marah pada Bersatu atau pun Muhyiddin Yassin atau siapa pun. Itu terjadi sampai suatu malam pada 29 Februari.”
Najib mengatakan, “Sehari setelah kemundurannya, dia bahkan tidak peduli pada permintaan PH yang menginginkan rapat untuk mendiskusikan bagaimana mereka bisa menyelamatkan pemerintahan Harapan.”
Tun M dikatakan Najib mulai menyalahkan banyak orang setelah Yang Dipertuan Agong mengumumkan bahwa yang menjadi PM Malaysia selanjutnya adalah Muhyiddin Yassin dan bukan Tun M.
Dia juga mengutip alasan lain tentang mengapa Tun M mengambil tindakan, menunjukkan kekhawatirannya atas kekalahan PH sebanyak 5 kali di pemilu Malaysia.
“Itulah sebabnya dia (Tun M) mengindikasikan bahwa dia ingin menjadi perdana menteri untuk pemerintah yang bersatu di mana dia dapat memilih anggota parlemen mana yang dia suka dan tidak bergantung pada keinginan masing-masing partai,” tambah Najib.
Menurut Najib juga, dengan pemerintahan yang bersatu, Dr Mahathir tidak lagi khawatir tentang pengalihan kekuasaan kepada Anwar.
Mahathir tidak akan lagi dikendalikan oleh DAP dan PKR dan tidak lagi perlu khawatir akan kehilangan Barisan Nasional atau Mufakat Nasional karena mereka akan menjadi bagian dari pemerintahannya.
Najib juga menuduh bahwa semua permasalahan itu akan terselesaikan jika Tun M berhasil membentuk pemerintahan impiannya, yakni ‘pemerintahan yang bersatu’.
“Namun jika dia gagal, sejak BN, PAS dan Gabungan Partai Sarawak akan menolak bekerja dengan DAP,” ujar Najib.
Najib juga mengatakan dalam pernyataan yang dia tujukan kepada Mahathir, “Aku saja rencanamu. Bisa jujur kan? Kenapa terus menerus menyalahkan saya?”