Tokoh politik Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais diwawancara sejumlah media di depan ruang sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (14/12/2015). Amien tiba-tiba muncul di depan ruang sidang saat Menko Luhut Binsar Pandjaitan sedang memberikan kesaksiannya di MKD. Tetapi Amien disela wawancara, Amien menekankan, masalah perpanjangan kontrak Freeport sebenarnya jauh lebih penting untuk dipikirkan saat ini dan untuk ke depannya. Ada perampokan legal oleh Freeport. Freeport menghabisi Jayawijaya, mengapa dibiarkan. Setelah MKD sudah usai, saya akan datang ke pimpinan DPR, apakah (kontrak Freeport) perlu diteruskan. Sudah saatnya untuk menasionalisasikan Freeport. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com – Nama Amien Rais diseret-seret ke kasus korupsi pengadaan alat kesehatan disebut-sebut sangat kental aroma politisnya. Aktivis 98 Lutfi Nasution menyebut, kasus yang saat ini tengah ditangani KPK itu merupakan sebuah penyalahgunaan hukum untuk kepentingan politik.

“Penyebutan Amien Rais oleh Jaksa KPK kental dengan aroma politik, pasalnya beliau tidak menerima duit langsung dari Fadilah Supari, berbeda dengan Cici Tegal yang menerima langsung uang sebesar Rp 500 juta,” kata Lutfi di Jakarta, Selasa (6/6).

Nama Amien disebut telah menerima aliran dana dari dugaan kasus pengadaan alat kesehatan yang melibatkan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Selain Amien, tokoh PAN lainnya yang juga disebut dalam kasus ini adalah Soetrisno Bachir.

Soetrisno Bachir disebut menerima menerima Rp 250 juta pada 2006. Sementara uang mengalir ke rekening Amien Rais Rp 600 juta yang ditransfer sebanyak enam kali selama tahun 2007.

“Amien Rais kan menerima bantuan dari kocek pribadi yang diakui oleh Soetrisno Bachir, bukan dari Fadilah Supari. Sedangkan Fadilah Supari juga sudah membantah memberikan uang ke Amien Rais,” kata Lutfi.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Wisnu