Mantan Panglima TNI, Jenderal Purnawirawan, Gatot Nurmantyo menjadi pembicara saat acara "Urun Rembuk Kebangsaan: Membangun Optimisme Masa Depan Indonesia dalam Perspektif Nasional dan Global" di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (25/4). Gatot Nurmantyo menyampaikan beberapa keoptimisannya untuk Indonesia menjadi lebih baik lagi karena memiliki modal yang sangat besar. Bung Karno, katanya, pernah mengingatkan bahwa suatu saat nanti negara-negara di dunia akan iri melihat Indonesia karena kekayaan yang dimilikinya. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Direktur Eksekutif Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menempati posisi elektabilitas teratas dengan 19,6 persen sebagai kandidat calon wakil presiden (Cawapres) pada Pemilu 2019 nanti.

Kemudian diikuti, Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 15,7% dan Jusuf Kalla 11,6%.

“Sedangkan, nama Anies Baswedan meraih 9,6%, menyusul Cak Imin 7,8%, kemudian Susi Pudjiastuti 5,8%. Ada nama Mahfud MD 5,2%, Hary Tanoesoedibjo 4,4%, Ridwan Kamil 3,6%, Zainul Majdi 2,7%, Sri Mulyani 1,7%. Sedangkan calon lain 6%, dan memilih tidak tahu 6,3%,” kata Ali, di Jakarta, Minggu (27/5).

Sementara itu, ia menjelaskan dalam hasil survei yang dilakukan sejak 20 April-9 Mei 2018 tersebut, ada 3 nama yang saling bersaing kuat memperebutkan posisi sebagai Cawapres Joko Widodo (Jokowi). Mereka itu adalah Gatot, AHY dan Cak Imin.

“Sebanyak 62,6% yang setuju Dengan Gatot sebagai Cawapres Jokowi dan sisanya tidak. Kemudian AHY 53,3%, dan Cak Imin 53%,” terang Ali.

Sedangkan, tiga nama yang kuat untuk menjadi Cawapres Prabowo Subianto. Di antaranya adalah Anies, Gatot, dan Cak imin.

“Anies mendapatkan 59,9% yang setuju sebagai Cawapres Prabowo. Kemudian Gatot 56,8%, dan Cak imin 54,1%,” pungkas dia.

Survei ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yang pengumpulan data menggunakan wawancara tatap muka, yang menggunakan teknik multi-stage random sampling. Dengan 1.202 responden di seluruh Indonesia dan margin of error mencapai 3,10%.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang