Ketua DPR RI Setya Novanto (dua kiri), Menkopolhukam RI, Luhut Binsar Pandjaitan (kiri), dan anggota DPR Nurhayati Ali Asegaf (kanan) berbincang usai pembukaan Konferensi Parlemen Anti Korupsi di Yogyakarta, Selasa (6/10). Sebanyak 70 negara mengikuti konferensi memerangi korupsi tersebut dan mengangkat tema "Justice- Equity-Prosperity" berlangsung 6-8 Oktober 2015 . ANTARA FOTO/Regina Safri/pd/15.

Jakarta, Aktual.com — Nama Menteri Koordinator Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan paling banyak disebut dalam transkrip pembicaraan yang menyeret Ketua DPR RI Setya Novanto dengan petinggi PT Freeport Indonesia.

Setidaknya 16 kali nama Luhut disebut dalam bukti pembicaraan yang diserahkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI. Transkrip tersebut beredar di kalangan wartawan.

Bahkan dalam pembicaraan tersebut SN yang kemudian kemudian diduga sebagai Setya Novanto dan pengusaha R menyebut sudah menyampaikan sejumlah pesan kepada Luhut.

“Jadi kalau pembicaraan Pak Luhut dan Jim di Santiago, 4 tahun yang lampau itu, dari 30 persen itu 10 persen dibayar pakai deviden. Ini menjadi perdebatan sehingga mengganggu konstalasi. Ini begitu masalah cawe-cawe itu Presiden ngga suka, Pak Luhut dikerjain kan begitu kan…,” ucap Sn, dalam transkrip dimaksud sebagaimana dikutip Aktual.com, Selasa (17/11).

“Nah sekarang kita tahu kondisinya… Saya yakin juga karena presiden kasih kode begitu berkali-kali segala urusan yang kita titipkan ke Presiden selalu kita bertiga, saya, Pak Luhut, dan Presiden setuju sudah,”

Hingga kini Luhut belum menyampaikan klarifikasi kepada media terkait hal ini. Informasi yang dihimpun oleh Aktual.com, Luhut sedang berada di luar negeri. Esok Luhut berjanji akan menjawab sepulang dari Australia.

Artikel ini ditulis oleh: