Jakarta, Aktual.com — Mahasiswa Indonesia akan menggelar Aksi Nasional pada 2 Mei 2016 dengan menuntut pecat dan tangkap Rini Soemarno karena diduga terlibat skandal Panama Papers.
Pasalnya, beredarnya dokumen Panama Papers yang memuat nama sejumlah warga Negara Indonesia dan perusahaan Tanah Air yang ditengarai terlibat skandal keuangan sangat melukai perasaan rakyat negeri ini.
Rakyat yang selama ini selalu dimbau agar taat membayar pajak, harus menerima kenyataan slogan ‘Orang Bijak Taat Bayar Pajak’ hanya berlaku bagi orang kecil, tidak untuk orang-orang besar.
Bahkan, di antara pengemplang pajak itu adalah pejabat negara yang seharusnya memberikan suri teladan tentang kewajiban yang dibebankan kepada warga guna menambah pendapatan Negara.
Pejabat Negara bernama Rini Mariani Soewandi atau Rini Soemarno yang tak lain adalah Menteri BUMN. Rini tercantum dalam dokumen Mossack Fonseca, sebuah perusahaan yang diketahui membantu perseorangan maupun lembaga dalam pencucian uang, menggelapkan pajak, dan menghindari sanksi serta kejahatan keuangan lainnya.
“Sampai saat ini, tercatat Rp 67,4 milliar uang yang dimiliki Rini Soemarno tersimpan di rekening itu dengan status bebas pajak (tax heaven), namun kami percaya jumlah itu masih terlalu kecil,” ungkap Humas Mahasiswa Indonesia, Septian, di Jakarta, Minggu (24/4).
Tercantumnya nama Rini Soemarno dalam dokumen Panama Papers dengan sangat terang benderang telah menunjukkan kepada publik, siapa orang ini sesungguhnya. Skandal keuangan ini disadari atau tidak, akan menggerogoti wibawa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang tengah giat-giatnya membangun demi kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan Pancasila dan UUD 1945.
“Citra pemerintahan Presiden Joko Widodo yang bersih dan berpihak pada rakyat niscaya akan terkoyak oleh ulah seorang Rini Soemarno yang tersangkut skandal keuangan. Bagaimana rakyat akan taat membayar pajak, jika seorang Pejabat Negara sekaliber Menteri BUMN menjadi seorang pengemplang pajak? Pertanyaan ini tentu tidak boleh tinggal sekadar menjadi pertanyaan kosong, namun diperlukan sebuah sikap tegas dari Presiden Joko Widodo,” paparnya.
Ironisnya, Rini Soemarno hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mengundurkan diri sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban atas tersandungnya pada skandal Panama Papers. Hal sebaliknya justru ditunjukkan para pejabat tinggi mancanegara maupun badan olahraga dunia yang namanya disebut pada dokumen tersebut.
Mulai dari mundurnya Kepala Departemen di Kementerian Kehakiman Armenia Mihran Poghosyan, Menteri Perindustrian Spanyol, Jose Manuel Soria, pejabat negara sekelas Presiden Brasil Dilma Rousseff yang rentan dimakzulkan, hingga PM Islandia, Sigmundur David Gunnlaugsson mengundurkan diri karena kasus ini.
Sementara Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif pada Jumat 22 April lalu, berjanji mengundurkan diri jika penyelidikan terkait dengan skandal pajak Panama Papers menemukan keterlibatan ketiga anaknya dalam dokumen itu.
Di dunia olahraga, seorang pejabat senior FIFA, Juan Pedro Damiani juga mengundurkan diri dari komisi etik setelah namanya tercantum dalam Panama Papers. Lantas bagaimana dengan Rini Soemarno pejabat negara yang namanya tercantum dalam Panama Papers?
Pada sisi lain, besarnya jumlah uang dari Indonesia yakni Rp 11.400 triliun yang tercantum dalam dokumen Panama Papers itu, jika direpatriasi atau dipulangkan dan dikenakan pajak, maka sangat berguna bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Terlebih uang yang jumlahnya 6 kali lipat Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) sebesar Rp 1.936 triliun itu jika dipulangkan akan melunasi utang Indonesia per 2015 yang mencapai Rp 4.376 triliun.
Mengingat dan mempertimbangkan dampak buruk skandal keuangan Menteri BUMN Rini Soemarno bagi jalannya roda pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta besarnya dana gelap asal Indonesia di luar sana seperti tercantum dalam dokumen Panama Papers.
“Kami Mahasiswa Indonesia menyatakan meminta Bapak Presiden Joko Widodo memecat dan menangkap Rini Soemarno, Menteri BUMN yang terlibat dalam skandal Panama Papers,” tegasnya.
Dia dan elemen dari Mahasiswa Indonesia siap turun ke jalan pada 2 Mei 2016, bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional. Aksi konsolidasi dan komunikasi sudah dilakukan di 45 kota, melibatkan 178 kampus serta siap masuk ke kota Jakarta secara serentak pada 2 Mei 2016.
“Karena itu, kami berharap Bapak Presiden Joko Widodo memecat dan menangkap Rini Soemarno paling lambat sebelum tanggal 2 Mei 2016,” tuturnya.
Tuntutan Mahasiswa Indonesia, sama dengan tuntutan aksi mogok makan mahasiswa di Jogjakarta yang masih berlangsung hingga saat ini, juga tuntutan demo mahasiswa dan pelajar Indonesia di Malaysia dan Singapura pada 14 April 2016 lalu, serta demonstrasi di beberapa negara lain.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka