Makasar, Aktual.com — Sejak melakukan aksi demonstrasi pada Selasa (29/9) lalu di Balai Kota Makassar kemudian berlanjut ke Gedung DPRD Kota Makassar, Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini menggantungkan rejekinya di pantai Losari masih bertahan di Gedung DPRD Kota Makassar.

Humas Aksi Gerakan Nasional Pasal 33 (GNP 33) Kota Makassar, yang mengawal permasalahan PKL Losari, Ahmad Kaimuddin mengatakan bahwa mereka rela meninggalkan rumah, tidur di lantai yang hanya beralaskan sarung, tikar atau spanduk bekas. Setiap malam mereka merasakan dingin dan gigitan nyamuk, demi harapannya agar DPRD Kota Makassar bisa membantu menyelesaikan persoalannya.

“Sudah lima hari ini mereka menginap di gedung para wakil rakyat ini, menunggu keputusan Pemkot Makassar terkait izin mencari nafkah di Pantai Losari Makassar,” ujarnya, Ahad (4/10).

Ahmad mengungkapkan, kedatangan para PKL tersebut di kantor DPRD kota Makassar untuk mennyampaikan dan mengadukan nasibnya serta menagih janji pejabat kota Makassar atas aktifitas para pedagang di pantai Losari.

“Mereka hanya ingin ada kejelasan kapan bisa berjualan kembali. Mereka ini rata-rata tinggal di lorong-lorong perkampungan padat penduduk di Makassar, yang tiap harinya berhadapan dengan berbagai macam persoalan sosial. Merekalah orang-orang lorong yang sesungguhnya dijanjikan akan diperjuangkan oleh Wali Kota Makassar pada saat berkampanye” ujar Ahmad.

Menurutnya, saat ini sebagian penduduk Makassar, pejabat maupun kaum berada, menganggap itu persoalan biasa saja, tapi tidak bagi Pedagang Kaki lima (PKL) Losari.

“Bagi mereka, pantai Losari adalah tempat mereka mengais rejeki, menyankut hidup mereka selama bertahun-tahun,” tutur Ahmad.

Dia berharap para pemangku kebijakan untuk segera secara bersama-sama mencari solusi yang terbaik bagi para PKL. Pasalnya, Semakin lama kondisi ini dibiarkan, maka sama halnya menyiksa mereka secara pelan-pelan, dan itu tidak manusiawi.

Artikel ini ditulis oleh: