“Tahun 2024 adalah momentum bagi bangsa ini untuk maju sehingga jangan sampai salah memilih pemimpin. Jangan juga memilih calon pemimpin yang dimunculkan oleh kekuatan Sosmed dengan dukungan sumber dana yang besar karena fakta sesungguhnya tidak punya prestasi apa-apa di RI,” ucapnya melanjutkan.

Kata Natalius, calon yang dipoles atau diberi “lipstik” tidak memberi benefit apa-apa untuk bangsa ini. “Makanya, harus teliti dalam memilih. Kalau kita memilih pemimpin kucing dalam karung, maka kita sendiri yang akan rugi,” tegasnya.

Tugas masyarakat, termasuk mahasiswa kata dia melakukan riset tentang rekam jejak calon sehingga tidak salah memilih.

Dia memberi contoh calon yang sudah punya masalah hukum dengan KPK dan tidak memiliki rekam jejak prestasi tentu tidak tepat dipilih jadi pemimpin.

“Ada yang sekarang ini mungkin karena rekayasa medsos jadi seolah-olah hebat padahal pernah juga dipanggil KPK. Artinya ini sudah bermasalah. Masyarakat jangan sampai terbuai oleh rekayasa Medsos itu,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin