California, Aktual.com – Gubernur California Amerika Serikat (AS) Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat sebagai respons terhadap wabah flu burung A (H5N1), yang umumnya dikenal sebagai flu burung, yang telah menginfeksi 34 orang di negara bagian tersebut.

Dilansir dari NDTV.com, pernyataan Gavin Newsom pada hari Rabu (18/12) waktu setempat dilakukan menyusul terdeteksinya kasus-kasus sapi perah di peternakan-peternakan di California Selatan. Menurut kantor gubernur, perkembangan ini menyoroti perlunya peningkatan upaya pemantauan dan penguatan respons di seluruh negara bagian untuk menahan dan mengurangi penyebaran virus tersebut.

Siaran pers dari kantor Gubernur California menyatakan bahwa tidak ada penularan flu burung dari orang ke orang yang teridentifikasi di California. Hampir semua orang yang terinfeksi melakukan kontak langsung dengan ternak yang terinfeksi. Menurut kantor berita Xinhua, negara bagian tersebut telah menerapkan sistem pengujian dan pemantauan terbesar di negara tersebut untuk mengatasi wabah tersebut.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, virus H5N1 kini telah menyebar di 16 negara bagian di antara sapi perah setelah deteksi awal di Texas dan Kansas pada Maret 2024. Di seluruh negeri, 61 kasus H5N1 pada manusia telah dilaporkan sejak April, termasuk kasus parah yang baru-baru ini dikonfirmasi di Louisiana.

Namun, di California, tidak ada kasus penularan antar manusia yang dilaporkan. Sebagian besar orang yang terinfeksi di negara bagian tersebut terpapar sapi yang terinfeksi. Departemen Kesehatan Masyarakat California melaporkan pada tanggal 13 Desember bahwa 33 sapi dinyatakan positif terkena virus tersebut.

Untuk mengurangi risiko, California telah mendistribusikan alat pelindung diri ke peternakan sapi perah dan menyarankan pekerja yang menangani sapi atau susu mentah untuk menggunakannya, menurut situs web Departemen Kesehatan Masyarakat.
Kasus pertama flu burung H5N1 yang menyebabkan penyakit parah pada manusia di AS dilaporkan terjadi pada seorang pasien di Louisiana. Pasien ini, yang berusia lebih dari 65 tahun dan memiliki riwayat penyakit kronis, kini dirawat dalam kondisi kritis akibat infeksi saluran pernapasan berat.

Menurut Departemen Kesehatan Louisiana, infeksi ini diduga berasal dari kontak dengan unggas di pekarangan belakang. Sedangkan Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan CDC, Demetre Daskalakis, menjelaskan bahwa kasus ini menjadi yang pertama di AS yang berkaitan dengan unggas non-komersial. ”Meski tidak terduga, kasus-kasus sporadis seperti ini telah dilaporkan di negara lain, bahkan ada yang berujung pada kematian,” kata Gavin.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengkonfirmasi total 61 kasus flu burung pada manusia sejak April, sebagian besar terjadi di kalangan pekerja peternakan sapi perah. CDC juga mencatat perbedaan genotipe virus yang menyerang pasien di Louisiana, yang berasal dari burung liar, dibandingkan dengan genotipe virus yang menyerang sapi perah.

”Kami melihat bahwa kasus ringan di AS sebagian besar berasal dari infeksi pada sapi perah, yang berbeda dengan infeksi dari burung,” kata Amesh Adalja, selaku peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security.
Diketahui, flu burung pertama kali diidentifikasi pada burung liar di AS di Carolina Selatan pada bulan Januari 2022 dan kemudian terdeteksi pada populasi burung liar California pada bulan Juli 2022.
Sejak itu, flu burung telah menginfeksi lebih dari 860 peternakan sapi perah di 16 negara bagian AS dan menyebabkan kematian 123 juta unggas. Departemen Pertanian AS telah meluncurkan program pengujian flu burung pada susu massal, melibatkan 13 negara bagian yang menyuplai hampir setengah dari kebutuhan susu nasional.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain