Jakarta, Aktual.com — Seluruh elemen masyarakat turut bertanggungjawab terhadap jalannya pemerintahan saat ini. Sebab jalannya pemerintahan secara langsung telah dirasakan oleh masyarakat melalui kebijakan-kebijakannya. Hanya saja, ada saja yang berkilah atas kondisi sekarang dengan berbagai alasan.

“Melihat kondisi mahasiswa saat ini sangat memprihatinkan, terlibat obat-obatan terlarang narkoba, sex bebas, bahkan agama sekalipun dianggap sebagai barang kuno yang harus dimuseumkan,” terang Ketum DPP IMM Beni Pramula dalam diskusi ‘Negara Darurat, Mahasiswa dan Pemuda Kemana?’ di Kantor Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/10).

Secara umum, ia membagi mahasiswa dalam lima karakter yang menjadi ciri khas. Pertama mahasiswa akademis, yakni mahasiswa yang mengorientasikan pendidikannya semata-mata urusan akademis. Ia datang ke kampus, belajar, ke perpustakaan dengan harapan mendapatkan IPK tinggi dan lulus mendapatkan pekerjaan layak.

Kedua mahasiswa romantis. Tipe mahasiswa ini adalah tampilannya yang nyentrik dalam rangka menggaet lawan jenis. Datang ke kampus dengan tampilan rambut klimis, pakaian necis tetapi otaknya nol. Kepedualiannya kepada masyarakat juga nol.

Tipe ketiga, lanjut Beny, yakni mahasiswa hedonis. Ia tampil dari rumah dengan segala kemewahannya. Akan tetapi, diperjalanan berbelok arah dan lebih memilih nongkrong di kafe-kafe dan tempat lainnya.

“Keempat tipe agamis. Ia hanya mengedepankan hubungannya kepada Tuhan-nya. Datang ke kampus, ke masjid dan senantiasa mendekatkan diri dengan i’tikaf. Ia melupakan masalah sosial,” terang dia.

Terakhir adalah tipe organisatoris. Mereka aktif di gerakan kemahasiswaan sebagai aktifis, memadukan studi yang penuh dengan teori dengan praktiknya dilapangan. Nah menurutnya, agar mahasiswa menjadi agen perubahan maka harus menjadikan tiga tipe dalam satu-kesatuan. Masing-masing tipe mahasiswa akademis, agamis dan organisatoris.

Artikel ini ditulis oleh: