Jakarta, Aktual.com – Garuda Indonesia berencana kembali berekspansi dengan membeli 30 pesawat baru, setelah mampu membukukan keuntungan pada kuartal I tahun 2015.

Untuk kepentingan ekspansi ini, Garuda telah mendapatkan komitmen pendanaan sebanyak USD 4,5 miliar dari BOC Aviation, anak usaha Bank of China.

Penandatanganan kesepakatan antara Garuda dan BOC Aviation disaksikan langsung oleh Menteri Negara BUMN Rini Soemarno di sela-sela acara Paris Air Show di Paris (16/06).

Terkait aksi ini pengamat ekonomi politik dari Universitas Bung Karno (UBK) Gede Sandra memiliki catatan kritis.

Menurut dia, di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu seperti sekarang, sebaiknya pemerintah dan BUMN jangan asal menambah utang. Apakah itu dari Tiongkok maupun Bank Dunia.

“Penambahan utang yang tidak terkendali dapat membahayakan perekonomian karena dengan cepat akan melampui batas aman (sustainable),” ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (27/6).

Menurut Gede yang juga peneliti di Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Garuda sudah memiliki rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) yang cukup besar.

Pada Kuartal I tahun 2015, DER Garuda sudah mencapai 1,5 kali. Nilai rasio ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2014, sebesar 1,1 kali.

Kemudian bila ditambah utang USD 4,5 miliar dari China nanti, maka DER Garuda dapat melonjak hingga 6,65 kali. Nilai ini di atas DER maskapai-maskapai penerbangan di luar negeri, contohnya di AS, yang berkisar di rasio 4 kali.

Apalagi kabarnya, kata Gede Sandra lagi, pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN, juga sudah akan menambah utang BUMN infrastruktur sebesar USD 40 miliar lagi dari Tiongkok. Belum lagi banyak persyaratan (conditionalities) seperti keharusan untuk menggunakan barang kualitas rendah, yang akhirnya malah meningkatkan biaya perawatan (maintenance).

“Perlu juga dipertanyakan sejauh mana kandungan lokal, dalam hal tenaga kerja dan sumber daya domestik, yang akan dilibatkan dalam berbagai proyek infrastruktur ke depan demi menjamin keberdikarian kita,” tutup alumnus ITB dan UI ini.

Artikel ini ditulis oleh: