Jakarta, Aktual.com – Menteri BUMN Rini Soemarno telah ikut dan menyaksikan penandatangan pinjaman sebesar Rp 520 triliun dengan Tiongkok.
Namun, yang menjadi masalah adalah kondisi perekonomian Indonesia yang hingga saat ini belum menunjukan perubahan yang positif secara signifikan, jika Indonesia mengalami krisis dan tidak mampu bayar, maka secara otomatis perusahaan-perusahaan tersebut akan jatuh kepada tangan asing. (Baca: Tiongkok Siap Beri Pinjaman Rp 650 Triliun ke BUMN Untuk Pembiayaan Infrastruktur)
Anggota Komisi VI DPR RI Ihsan Yunus mengatakan, Menteri Rini tidak usah memaksakan pinjaman ditengah perekonomian negara yang melemah.
“Karena ini sebetulnya hanya pengalihan APBN dari kementerian teknis ke BUMN melalui PMN. Kalau memang ada prioritas US dollar sedang naik. Sembako mahal dan lain-lain, maka kita harus paham masalah itu jangan di paksakan,” ungkapnya di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (25/6).
Seperti diketahui, Terkait rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia, Menteri Rini Soemarmo mengatakan bahwa perbankan Tiongkok menyatakan telah siap memberi pinjaman sebesar 50 miliar dolar Amerika Serika atau sekitar Rp 650 triliun kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan menggarap proyek tersebut. Adapun pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan pelabuhan, bandara, hingga kereta cepat, serta kelistrikan.
Artikel ini ditulis oleh: