Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Jakarta, Aktual.com – Salah satu partai politik asal Jerman, Fur Die Freihet (FDF) atau Partai Kebebasan Demokrasi, menyatakan ingin mempelajari pluralisme dan toleransi di Indonesia. Keinginan ini menjadi dasar partai tersebut untuk menyambangi Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Salah satu delegasi FDF, Jurgen Molok menyatakan bahwa keinginan untuk mempelajari toleransi di Indonesia timbul karena permasalahan yang ada di negaranya. Sebagai informasi, dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara di Eropa termasuk Jerman telah dibanjiri oleh jutaan pengungsi asal Timur Tengah.

“Pemerintah kami kurang paham. Bagaimana caranya mengatasi persoalan pengungsi Timur Tengah. Beda dengan Indonesia, pemerintah termasuk partai politiknya mampu bersinergi dengan baik,” beber Morlok usai pertemuan di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (31/10).

Selain itu, keinginan untuk mempelajari pluralisme dan toleransi FDF semakin menguat dengan masuknya partai tersebut ke parlemen Jerman pada Pemilu September lalu. Sebelumnya, pada Pemilu 2013, FDF tidak berhasil masuk ke parlemen lantaran tidak mencapai ambang batas parlemen.

Menurut Molok, sikap toleransi Masyarakat Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Jerman. Bagaimana tidak, di tengah masyarakat heterogen, Masyarakat Indonesia masih bisa merajut persatuan dalam kehidupan sehari-sehari.

Molok menilai, PKB merupakan salah satu partai yang dapat memenuhi kebutuhan FDF untuk mempelajari pluralisme dan toleransi. PKB, lanjutnya, adalah partai yang telah berupaya mempertahankan rasa toleransi di tengah heterogenitas Masyarakat Indonesia.

“Maka dari itu saya belajar ke sini. Ingin lebih tahu detail bagaimana PKB menjalankan program atau visi-misinya,” jelasnya.

Terkait kerjasamanya dengan PKB, Morlok mengatakan bahwa sejatinya sudah dimulai sejak tahun 90-an. Tepatnya di era Matori Abdul Jalil. Kerjasama meliputi peningkatan kompetensi SDM kader maupun kepartaian.

Hal senada diutarakan Sekjen PKB, Abdul Kadir Karding. Karding mengatakan, sinergi dengan FPD dilakukan melalui organisasi binaannya, Friedrich Naumann Stiftung (FNS).

Mulai dari penguatan insitusi partai seperti pelatihan kaderisasi, manajemen, kesekretariatan hingga pengiriman kader ke luar negeri.

“Ke berbagai negara. Kami rutin mendapat undangan dari FNS untuk pengiriman kader. Penguatan kompetensinya beragam, mulai dari isu perubahan iklim sampai korupsi,” ujar Karding.

Pewarta : Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs