Aktivitas proyek pembangunan salah satu pulau kawasan reklamasi Teluk Jakarta di Pantai Utara Jakarta, Sabtu (9/4/2016). Pemprov DKI Jakarta menyatakan sebanyak delapan dari 17 pulau yang akan dibangun melalui proyek reklamasi Teluk Jakarta telah memiliki izin pelaksanaan.

Jakarta, Aktual.com –  Nelayan Muara Angke dibuat heran dengan proyek reklamasi Pulau G. Sebab mereka mendengar sudah ada kesepakatan untuk penghentian sementara (moratorium) proyek reklamasi. Tapi nyatanya, kapal-kapal pengangkut pasir untuk reklamasi masih saja hilir mudik menimbun laut di Pulat G.

Hal itu terlontar dari mulut salah seorang nelayan Hendriadi. Dia menilai itu sama saja pengembang yakni PT Muara Wisesa Samudera (MWS) yang tidak lain merupakan anak Agung Podomoro Land (APL) jelas tidak mematuhi kesepakatan moratorium.

“Itu siang malam masih bolak-balik kapalnya nguruk pasir. Padahal sudah disetop sama menteri, tapi kok masih jalan?” ujar dia heran kepada Aktual.com, Kamis (21/4).

Lagipula, sehari sebelum moratorium pun ribuan nelayan sudah mendatangi pulau itu untuk lakukan penyegelan secara simbolis. Tapi nyatanya, sama diabaikan juga oleh pengembang.

Hendriari mengaku warga akan terus memantau dan berkordinasi dengan nelayan lainnya menanggapi hal ini. Jika memang pengembang tak juga berhenti beroperasi, maka dia bersama nelayan lainnya akan kembali lakukan penyegelan dengan mendatangkan massa yang lebih besar. “Apa perlu kita segel lagi?” ucap dia.

Jaja, nelayan Muara Angke lainnya, menuturkan kapal nelayan sama sekali tidak bisa berjalan di dekat pulau tersebut. Karena dilarang oleh petugas keamanan pulau. Pulau tersebut seolah eksklusif. Tidak boleh mendekat apalagi masuk melihat langsung.

“Hanya karyawan proyek saja yang bisa masuk. Pokoknya yang punya kepentingan sama mereka aja yang bisa masuk,” tambah dia.

Artikel ini ditulis oleh: