Jakarta, Aktual.com – Persidangan gugatan atas reklamasi Pulau G yang digarap pengembang anak perusahaan Agung Podomoro, PT Muara Wisesa Samudera (MWS) ikut diramaikan aksi unjuk rasa nelayan di luar gedung PTUN Jakarta.
Tidak hanya dari kelompok yang menolak reklamasi saja, tapi juga dari kelompok yang justru mengaku mendukung reklamasi. Nelayan pendukung reklamasi itu juga sama-sama mengaku sebagai nelayan tradisional dari Muara Angke, Teluk Jakarta.
Mereka juga sama-sama bentangkan spanduk, bertuliskan nelayan mendukung adanya proyek reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta. Tapi anehnya, saat ditanya alasan memberi dukungan, tak satu pun yang berani memberi penjelasan.
“Kalau saya ‘no comment’, tanya sama ketua kami saja,” ujar Said salah seorang pemasang spanduk pendukung reklamasi, PTUN, Pulo Gebang, Jakarta Timur, Kamis (3/3).
Seseorang yang disebut sebagai ketua adalah Tubagus Murkhi. Kepada wartawan, dia mengatakan reklamasi tidak memiliki dampak terhadap nelayan. Hal itu, ujar dia diketahuinya setelah ikut sosialisasi reklamasi Teluk Jakarta dari Lembaga Masyarakat Kelurahan (LMK) dan pengembang PT. MWS. “Dihadiri camat, lurah sama pengembang,” kata dia.
Dia juga mengklaim nelayan masih tetap bisa melaut meski ada proyek reklamasi. Malah dia berterimakasih ke pengembang yang bermurah hati memperbaiki infrastruktur, serta pendanaan kegiatan ibadah di perkampungan nelayan.
Bukan itu saja, Murkhi juga mengatakan ada empat nelayan nelayan yang mendukung reklamasi-termasuk dirinya- diberangkatkan umroh oleh pengembang. Karena alasan-alasan itu, Murkhi mengaku sangat berterimakasih ke pengembang.
Berdasarkan pantauan Aktual.com, massa pendukung reklamasi datang menggunakan empat bus pariwisata yang diparkirkan di halaman gedung PTUN. Kata Murkhi, kedatangan mereka ke PTUN juga dibiayai pengembang. “Ke sini dibiayai dari Pluit City (Pulau G),” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: