Jakarta, Aktual.com — Isu reshuffle yang semakin santer tak hanya seputar nama menteri yang diganti tetapi juga nama-nama menteri pengganti yang diduga antek neolib.
Pengamat Politik LIMA Ray Rangkuti mengatakan jika orang-orang Neolib itu masuk kabinet, maka bertentangan dengan visi misi Nawacita Jokowi sendiri.
“Nawacita kan intinya kemandirian. Bagaimana menjadikan bangsa ini berdiri di atas kaki sendiri. Ciri dari neolib kan liberalisme bahwa seolah-olah bangsa itu tidak bisa berdiri sendiri dan harus terkait dengan asing,” ujar Ray di Jakarta, Rabu (15/7).
Bahkan, lanjutnya, pada tingkat tertentu kepentingan global pun lebih dikembangkan ketimbang kepentingan nasional.
“Nah disitu jelas bertentangan karena dia netral dari nawacita,” katanya.
Sikap Jokowi dianggap aneh karena menunjuk orang-orang beraliran neolib untuk dimintai pendapat soal perekonomian yang sedang memburuk.
“Ini kan aneh jika Jokowi menunjuk orang-orang yang bertentangan dengan visi misi nawacitanya, khususnya bidang ekonomi,” tandasnya.
Sebelumnya, mantan KaBIN Hendropriyono mengingatkan Kepala BIN Sutiyoso untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis seperti tahun 1987.
Bahkan, Hendro menyarankan Dewan Ketahanan Nasional (wantannas) membuat Kirkastra (Perkiraan Keadaan Strategis) dalam bentuk Perkiraan cepat (Kirpat) untuk Presiden Jokowi, dengan mengajak masuk para pakar dan figur berpengalaman. Diantaranya, Sri Mulyani, Boediono, Kuntoro Mangkusubroto, Christianto Wibisono, dan Ginanjar Kartasasmita.
“Kecenderungan krisis lagi hanya mungkin, jika terjadi adanya rush terhadap perbankan nasional. Kemudian demonstrasi besar di pusat dan di berbagai daerah. Selain itu indikasi ekonomi kita yang melambat, antara lain terlihat dari nilai transaksi yang sampai drop 18 persen. Ada 17 pabrik sarung Majalaya yang tutup, karena tidak mampu lagi beli bahan baku importnya,” kata Hendropriyono.
Beberapa nama diatas disebut-sebut merupakan figur-figur yang beraliran neolib.
Artikel ini ditulis oleh: