Jakarta, aktual.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa ia menolak gencatan senjata kecuali ada pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza. Namun, ia juga sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk melakukan ‘jeda taktis’ yang bertujuan untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan atau memungkinkan pembebasan para sandera.

Sementara itu, serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza dan operasi darat yang menyasar kelompok Hamas masih berlanjut. Otoritas kesehatan di Gaza melaporkan bahwa setidaknya 10.000 orang tewas akibat serangan Israel selama sebulan terakhir.

Israel menyerang sebagai tanggapan atas serangan mendadak yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu, yang menurut pejabat Tel Aviv, mengakibatkan lebih dari 1.400 orang tewas dan 240 orang disandera di Jalur Gaza. Korban-korban tersebut meliputi warga sipil dan tentara Israel, serta beberapa warga negara asing yang dijadikan sandera oleh Hamas.

Baik Israel maupun Hamas telah menolak tekanan internasional yang semakin meningkat untuk mengadakan gencatan senjata di Jalur Gaza. Israel menegaskan bahwa Hamas harus membebaskan para sandera terlebih dahulu, sementara Hamas menyatakan ketidaksetujuannya untuk membebaskan sandera atau menghentikan pertempuran selama Jalur Gaza terus diserang.

Ketika ditanya apakah ia bersedia menerima gencatan senjata di Jalur Gaza dalam sebuah wawancara dengan salah satu jaringan berita terkemuka Amerika Serikat (AS), ABC News, Netanyahu memberikan jawaban: “Ya, tidak akan ada gencatan senjata, tidak ada gencatan senjata secara umum di Gaza tanpa pembebasan para sandera.”

Namun, ia juga mencatat kemungkinan terjadinya ‘jeda taktis’ yang bersifat sementara, dengan tujuan membuka akses untuk bantuan kemanusiaan atau menciptakan kesempatan untuk pembebasan sandera oleh Hamas.

“Namun untuk jeda taktis sebentar — satu jam di sini, satu jam di sana — kami sudah pernah melakukan itu sebelumnya,” ucap Netanyahu dalam wawancara dengan ABC News seperti dilansir Reuters.

“Saya kira kami akan memeriksa keadaannya, demi memungkinkan barang-barang, barang-barang kemanusiaan, bisa masuk, atau para sandera, sandera individu, bisa pergi,” cetusnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain