Trump menggunakan sains dalam berkompetisi, mulai dari mengambil sampel masyarakat dari tiap negara bagian, menelitinya hingga level kromosom, sampai memindai respons seseorang dari suatu tindakan atau informasi yang diberikan melalui perangkat MRI (Magnetic Resonance Imaging) fungsional.

Dokter Ryu mengatakan penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu enam minggu hingga akhirnya para neuroscientist mendapatkan “kode” dari sistem saraf otak manusia yang harus diaktifkan agar ia memilih Trump.

Ketika “kode” itu telah didapatkan, Trump tinggal membombardir publik dan media dengan pernyataan-pernyataan yang mengandung “kode” tersebut agar salah satu sistem saraf di otak sebagian masyarakat aktif dan memilihnya pada pemilihan presiden.

Namun, sederhananya jika ingin melakukan manipulasi otak menggunakan neurosains secara fisik, tinggal memberikan seseorang obat kemudian orang tersebut pasti akan memilih kandidat tertentu dalam pemilihan.

Strategi Politik Strategi politik yang dilakukan oleh Trump itu pun berdasar pada ilmiah, yang bahkan berbasis klinis atau penelitian yang telah diujicobakan pada seseorang.

Artikel ini ditulis oleh: